Sementara di Kabupaten Bogor, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) juga melakukan hal sama. Sedikitnya ada 39 ribu gas yang didistribusikan ke 40 kecamatan.
Kabid Perdagangan pada Disperdagin Kabupaten Bogor Jhona Sijabat mengaku bahwa Kabupaten Bogor mendapat kuota tambahan dari Pertamina, terhitung sejak Kamis (7/12). Dari 39 ribu kuota, setiap kecamatan mendapatkan jatah sebanyak 975 tabung elpiji 3 kg. “Tiap kecamatan ada yang satu titik, ada juga yang lebih tergantung kelangkaan. Satu titik bisa mencapai 560 tabung,” tuturnya.
Karena itu ia berharap operasi ini tepat sasaran. Bahkan, pihaknya telah mengarahkan untuk membagi persentase penerima gas. Seperti 60 persen untuk warga miskin dan 40 persen untuk usaha mikro. Namun, dirinya mengaku mengkhawatirkan wilayah-wilayah perbatasan. Sebab, bisa saja masyarakat luar Kabupaten Bogor ikut mengambil gas dari operasi pasar yang digelar. “Kita sudah berupaya, mudah-mudahan tepat sasaran agar tidak ada lagi kelangkaan,” katanya.
Sementara operasi pasar di kantor Desa Sentul, Kecamatan Babakanmadang, sebanyak 560 tabung ludes dalam waktu kurang dari tiga jam. Padahal, rencananya operasi digelar hingga pukul 14:00 WIB. “Warga sudah antre sejak pagi, makanya sekitar pukul 11:00 WIB sudah habis,” ujar Manajer agen gas elpiji dari PT Dwi Heksa Eka, Rudi.
Pada operasi pasar tersebut, lanjutnya, Rudi membatasi pembelian gas. Satu kepala keluarga hanya diperkenankan membeli satu tabung. Hal itu dilakukan agar semua warga bisa mendapatkan bagiannya. Ia pun menegaskan bahwa penjualan tersebut hanya untuk pemakaian rumah tangga, bukan untuk dijual kembali oleh pengecer. “Keinginan warga ini (operasi pasar, red) ada terus. Mudah-mudahan beberapa hari ke depan sudah stabil lagi sehingga warga tidak kesulitan mendapatkan gas bersubsidi,” pungkasnya.
(ryn/ads/c/feb/run)