METROPOLITAN - Setengah penduduk di Kabupaten Bogor saat ini menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk berobat. Seperti pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, di mana 95 persennya merupakan peserta BPJS.
Wakil Direktur Bagian Pelayanan RSUD Cibinong, dr Fusia, mengaku saat ini RSUD Cibinong menjadi salah satu rumah sakit rujukan bagi tiga wilayah, yaitu Kota Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Sehingga tingkat pengunjung cukup tinggi.
Dalam sehari, bisa 800 pasien yang keluar masuk RSUD Cibinong. Kendati demikian, perempuan yang akrab disapa Uci itu mengaku pelayanan yang diberikan tetap sesuai standar pelayanan yang ada.
Kehadiran BPJS juga terkadang menjadi dilema bagi Uci. Sebab, rumah sakit dinilai harus mengedepankan sisi kemanusiaan dalam segi pelayanan. Sedangkan terkadang masih ada beberapa pengguna BPJS yang ternyata masih menunggak pembayarannya. “Kalau sudah begitu kan kita dilema. Mau menerima tapi tidak bisa karena pembayarannya nunggak, mau nolak tapi nanti kita disalahkan,” ujarnya.
Semakin banyaknya peserta BPJS, lanjut Uci, maka pendapatan rumah sakit tertunda dari yang tadinya langsung dari pasien tapi sekarang harus menunggu klaim dari BPJS.
Saat dikonfirmasi terkait utang BPJS kepada RSUD Cibinong, Uci enggan berkomentar. Sebab, menurutnya, memang lebih baik BPJS yang berbicara. Tetapi ia juga menilai bahwa sejauh ini memang masih aman untuk pembayaran yang dilakukan BPJS kepada RSUD Cibinong.
Uci menjamin bahwa kinerja dan pelayanan yang ada di RSUD Cibinong tidak akan berpengaruh kepada kapan bisa diklaimnya uang dari BPJS, yang saat ini mendominasi pendapatan RSUD Cibinong.
Walaupun pernah melewati masa-masa sulit, di mana pembayaran mandek, tetapi berhubung RSUD merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) maka masih bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. “Dengan stok obat, jika di tempat kita habis kan bisa saja nanti pasien mengambil di tempat lain. Jadi tidak ada masalah sebetulnya,” tandasnya.
Hal berbeda ditunjukkan Rumah Sakit Family Medical Center (FMC). Data yang diterima Metropolitan, pembayaran yang dilakukan BPJS kepada RS FMC yang dibayarkan pada 13 Agustus sebesar Rp1,1 miliar.
Saat dikonfirmasi, Kepala Humas RS FMC H Sentot Arif enggan berkomentar banyak dan hanya menjawab dengan gelak tawa. “Memang masih banyak sih yang belum terbayarkan oleh BPJS. Bukan satu miliar (rupiah, red), lebih lah,” ujarnya.
Ia juga berharap BPJS membayar klaim rumah sakit yang ada sesuai waktu yang dijanjikan dan dengan penuh. Sebagai pelayan, ia juga menginginkan dengan munculnya wacana kenaikan harga iuran BPJS bisa membantu membayarkan piutang BPJS kepada RS FMC. “Tetapi kan kalau kita lihat dari isunya, itu hanya untuk menutupi defisit BPJS saja kan,” ucapnya.
Untuk pasien yang menggunakan BPJS di RS FMC, menurut Arif, dalam sehari sebanyak 400 pasien atau 80 persen dari total pasien yang ada. Sedangkan untuk pelayanan yang diberikan itu sesuai standar dan aturan yang ada.
Sementara itu, Metropolitan mencoba mengambil sampel dengan mengecek melalui website resmi BPJS. Untuk pembayaran yang dilakukan BPJS kepada RSUD Cibinong dengan pembayaran terakhir pada 16 Agustus lalu sebesar Rp4,1 miliar dan untuk RS FMC yang dibayarkan pada 13 Agustus sebesar Rp1,1 miliar.
Selain itu, jika dihitung-hitung, setiap bulannya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor membayar Rp13 sampai Rp12 miliar per bulan dari jumlah 600 ribuan penerima BPJS PBI. Jika ditotal setiap tahunnya maka Rp165 miliar. Uang tersebut nantinya harus dibayarkan untuk 27 rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS.