Senin, 22 Desember 2025

Derita Warga Korban Gempa, Rela Tidur di Kuburan dan Kandang Kambing

- Jumat, 25 November 2022 | 10:01 WIB
MEMPRIHATINKAN: Sejumlah korban gempa bumi di Cianjur mengungsi di lahan pemakaman umum dan kandang kambing lantaran minimnya lahan pengungsian.
MEMPRIHATINKAN: Sejumlah korban gempa bumi di Cianjur mengungsi di lahan pemakaman umum dan kandang kambing lantaran minimnya lahan pengungsian.

Salah seorang pengungsi, Kaisa (12), mengatakan bahwa alasan pengungsi tinggal di kandang kambing karena dekat dengan rumah. Se­hingga, bisa mengurus rumah setiap saat.

Tempat itu pun merupakan posko kedua di kampung tersebut. Selain posko utama yang didirikan di tengah per­kampungan. ”Nyaman saja sih, sudah terbiasa.

Ini sudah mau ma­suk hari ketiga tinggal di kan­dang domba (kambing, red),” ujar Kaisa saat ditemui Met­ropolitan, Kamis, 24 Novem­ber 2022.

Sementara itu, Ketua RT 01 Adi Permana mengaku sudah membujuk warga untuk me­nempati tempat lain yang aman dan berupa lahan ter­buka. Namun, warga memilih kandang kambing sebagai tempat mengungsi karena dinilai lebih dekat dengan rumah mereka.

”Pemilik kandang mengi­zinkan saja, asal warga betah. Sebelumnya, saya sudah membujuk mereka agar tidak tinggal di kandang domba,” ujarnya.

Ditemui terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cianjur Cecep Alamsyah mengaku akan memerintah­kan camat Cianjur meninda­klanjuti perihal adanya kan­dang kambing yang dijadikan posko pengungsi.

”Saya akan perintahkan ca­mat perihal adanya peng­ungsi tinggal di kandang domba,” imbuhnya. Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada Senin, 24 November 2022, meluluhlantakkan beberapa titik di wilayah tersebut.

Salah satu yang terdampak cukup parah yakni, Kampung Cibe­lenghilir, Desa Cikancana, Kecamatan Gekbrong, Kabu­paten Cianjur. Diperkirakan 95 persen ru­mah yang ada di Kampung Cibelenghilir mengalami kerusakan parah.

Beberapa di antaranya bahkan rata dengan tanah. Kondisi itu diperparah dengan belum terpenuhinya kebutuhan logistik untuk para korban seperti, makanan, obat-obatan, perlengkapan tidur, hingga tenda.

Alhasil, warga hanya mengandalkan kebutuhan seadanya. Tenda yang layak pun hanya tenda milik TNI AD dan swadaya masyarakat.

“Di sini rumah hancur rata-rata 95 persen. Bahkan, satu RW rusak parah. Yang diper­lukan sekarang makanan, obat-obatan, perlengkapan atau alas untuk tidur, dan tenda,” kata Ketua RT 04/01, Desa Cikancana, Dadun Su­herlan, Kamis, 24 November 2022. Hingga kini, warga masih enggan kembali ke rumah mereka.

Sebab, warga masih dihantui trauma. Belum lagi gempa susulan yang beber­apa kali kerap terjadi.

“Nggak ada yang berani ke rumah. Semua ketakutan dan khawatir. Apalagi adanya gempa susulan,” ujarnya. Kondisi tersebut juga diung­kapkan Lala (39), salah seo­rang pengungsi di Kampung Cibelenghilir, Desa Cikan­cana, Kecamatan Gekbrong.

Warga kini harus rela berde­sak-desakan lantaran tenda yang ada kurang menampung pengungsi.

“Masih kurang ini juga. Kita sampai desak-desakan di dalam. Terus kita perlu untuk makan juga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X