Djadjang Nurdjaman. Namanya jadi embicaraan hangat di dunia sepak bola. Klub yang selama ini menaunginya mendadak memutus kontrak kerja sama. Karier mantan pelatih Persikabo 1973 itu pun terhenti di tengah jalan. PRESTASI Persikabo 1973 di bawah komando Djadjang Nurdjaman sebetulnya cukup baik.
Djanur –sapaan akrab Djadjang Nurdjaman– bisa membawa tim berjuluk Laskar Padjadjaran itu bertengger di urutan kesembilan dengan perolehan 23 poin.
Yakni, hasil dari enam kemenangan, lima kali imbang, dan enam kali kalah dengan 23 gol, serta 22 kali kemasukan. Dibandingkan musim lalu, capaian Persikabo 1973 musim ini jauh lebih baik. Musim lalu, Laskar Padjadjaran menutup putaran pertama dengan finis di urutan ke-13. Bermain 16 pertandingan, Persikabo 1973 hanya meraih empat kemenangan.
Lalu, 12 pertandingan lain berakhir dengan enam imbang dan enam kalah. Meski sukses mengangkat prestasi Laskar Padjadjaran, Djanur justru didepak dari kursi pelatih kepala. Keputusan itu dipublikasikan lewat Instagram Persikabo 1973 tadi malam.
Tidak jelas apa alasan Persikabo 1973 melepas Djanur. Pemutusan kontrak itu dirilis klub berjulukan Laskar Padjadjaran tersebut melalui akun resmi media sosial Instagram klub. Tidak disebutkan apa alasan Persikabo dan Djadjang berpisah. ”Hatur nuhun Coach @djanur_16 atas kontribusinya sejak masa persiapan kompetisi hingga putaran pertama berakhir. Sukses di karier selanjutnya dan sampai jumpa di lain kesempatan,” tulis Persikabo.
”Hari ini, Management Persikabo 1973 dan coach Djadjang Nurdjaman sepakat mengakhiri kerja sama,” klub yang bermarkas di Stadion Pakansari tersebut mempublikasikan kabar perpisahan itu. Djanur mulai menangani Persikabo pada 30 April 2022.
Mantan pelatih Persib Bandung saat juara Liga 1 pada 2014 itu menggantikan Liestiadi yang dipecat begitu kompetisi rampung. Sekretaris Persikabo Rini Sudiro saat coba dikonfirmasi pun tidak bersedia menjawab.
Yang pasti, keputusan manajemen melepas Djanur sangat mengejutkan. Itu bisa dilihat dalam kolom komentar Instagram Persikabo 1973. Banyak pemain yang mengungkapkan kesedihan. ”Thanks for everything coach. For everything he’s done for us. Will never be forgotten. We’ll meet soon,” tulis Lucas Gama, bek tengah Persikabo 1973 asal Brasil, dengan diakhiri emoticon menangis. Dikonfirmasi terpisah, Djanur merasa heran dengan keputusan manajemen.
Ia merasa sudah membuat Laskar Padjadjaran lebih baik dari musim lalu dengan materi pemain yang tidak terlalu mewah. Musim ini, banyak pertandingan penting yang berhasil dimenangkan.
Salah satunya, mengalahkan Bali United dengan skor 2-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. ”Tapi, itulah kenyataan yang terjadi. Silakan kalian menilai bagaimana malangnya seorang pelatih,” ujar mantan pelatih Barito Putera itu. Djanur merasa kecewa dengan keputusan sepihak yang diambil manajemen. “Saya gabung di Persikabo Bogor itu di Mei 2022, klub sebelumnya di Barito Putra, Persebaya, PSMS, dan Persib, serta Pelita Jaya,” kata Djanur kepada Metropolitan, Rabu (4/1).
Djanur menjelaskan bahwa secara perjanjian, kontrak kerja sama sebagai pelatih Persikabo Bogor akan selesai di Juni 2023. Namun, keputusan pihak manajemen berkata lain. “Ya sah-sah saja kan keputusan ada di tangan manajement walau agak menyesakkan.
Karena merasa dengan materi pas-pasan, malah semua orang juga tahu tentang skuat Persikabo, sekarang ada di peringkat sembilan adalah sesuatu yang nggak parah (bukan hal yang buruk, red).
Pasti kecewa (dengan keputusan pihak manajemen, red),” ucapnya dengan rasa kecewa. Djanur enggan memberi penjelasan terkait alasan yang diberikan dari pihak manajemen atas pemberhentiannya tersebut.
Namun, menurut pendapatnya, hal tersebut disebabkan dari hasil beberapa pertandingan sebelumnya. “Sebaiknya, kalau alasannya bisa tanya ke manajemen Persikabo saja. Lebih kepada hasil enam pertandingan di Yogyakarta dan Solo hanya dapat empat poin (perkiraan Djanur, red),” jelasnya.