Senin, 22 Desember 2025

Program Bangkit Butuh 12 Ribu Mahasiswa

- Rabu, 30 November 2022 | 19:01 WIB
JELASKAN: Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam Sosialisasi Program Bangkit pada Perguruan Tinggi Vokasi.
JELASKAN: Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam Sosialisasi Program Bangkit pada Perguruan Tinggi Vokasi.

METROPOLITAN - Kemen­terian Pendidikan, Kebuday­aan, Riset dan Teknologi (Ke­mendikbudristek) terus meng­gulirkan Program Bangkit. Pada 2023, kementerian akan menyediakan kuota hingga 12 ribu kepada mahasiswa untuk mengikuti program pengembangan talenta digi­tal ini.

”Tahun depan Program Bangkit kuotanya 12 ribu,” kata Dirjen Pendidikan Vo­kasi, Kiki Yuliati, dalam So­sialisasi Program Bangkit pada Perguruan Tinggi Vo­kasi secara daring, kemarin. Kiki menyebut besaran kuota itu melonjak tajam dari kuota angkatan sebelum­nya.

Pada angkatan ketiga kuota yang tersedia hanya sekitar 3 ribu mahasiswa. ”Jadi, mestinya juga untuk 2023 akan semakin banyak yang mendaftar,” tutur Kiki.

Kiki menjelaskan, pihaknya yang menggandeng Google sebagai penyelenggara juga membuka kesempatan bagi mahasiswa D3 untuk mendaf­tar. Sebelumnya, program ini hanya untuk mahasiswa S1 dan D4.

”Pada 2023 ini dibuka juga untuk D3. D4 tidak dikurangi dan D3 itu tambahan. Ini saat­nya kita lompat ke level dunia,” tegas Kiki. Sementara itu, Bangkit mer­upakan program pelatihan untuk melahirkan talenta digital yang siap berkarier di perusahaan teknologi Indo­nesia kelas dunia maupun startup.

Program ini membe­rikan pelatihan untuk tiga keterampilan, yakni machine learning, mobile programming atau mobile development android dan cloud computing. “Bangkit ini mencari maha­siswa Indonesia yang siap kami latih sepanjang semes­ter genap di tahun depan untuk memiliki keterampilan yang dicari industri,” kata Pe­ople Relations Bangkit Audrey Diwantri Alodia.

Audrey mengungkapkan, peserta Bangkit memiliki ke­sempatan mengikuti sertifi­kasi dari Google secara gratis. Adapun mehasiswa yang berminat di alur belajar mach­ine learning bisa ikut Tensor­flow Certificate.

”Kemudian untuk yang ter­tarik belajar Android atau mobile programming itu bisa ikut sertifikasi Android, dan yang tertarik untuk belajar cloud computing itu bisa ikut sertifikasi Google Cloud,” je­las Audrey. Dalam program ini, peserta bukan hanya akan dibekali ilmu terkait teknologi, tapi juga dilatih soft skills, bahasa Inggris, juga ditumbuhkan jiwa kewirausahaannya.

Se­hingga diharapkan yang dip­elajari di Bangkit dapat mem­bawa peserta bermanfaat bagi masyarakat. Sementara itu, Program Of­ficer Bangkit, Ilmi Barokah, mengatakan, materi pada program ini dirancang untuk dapat diaplikasikan langsung di industri.

Sejumlah pakar dari industri akan terlibat se­bagai mentor. Peserta juga berkesempatan mengikuti Career Fair yang diselenggarakan Bangkit ber­sama sejumlah perusahaan mitra.

“Apa yang sudah teman-teman pelajari di Bangkit itu bisa teman-temang langsung praktikan,” kata Ilmi. Bangkit juga memberikan pendanaan sebesar Rp140 juta untuk 15 tim terbaik di Capstone Project.

Pada pro­gram Bangkit sebelumnya, dua tim Unpad berhasil mendapat dana inkubasi, yaitu tim TeDi dan Lukaku. Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Mohamad Fahmi menilai program ini akan memberi banyak man­faat bagi mahasiswa.

“Bangkit ini adalah salah satu program MBKM yang menurut saya pelopor,” ujar Fahmi. Fahmi mengatakan program Bangkit memiliki sejumlah unsur yang dibutuhkan ma­hasiswa.

Salah satunya, pro­gram ini memfasilitasi maha­siswa banyak berinteraksi dengan industri. Selain itu, sesuai tagline Unpad “Bermanfaat dan Mendunia”, program ini mendorong mahasiswa me­miliki proyek bermanfaat bagi masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X