METROPOLITAN.ID - Bupati Bogor Rudy Susmanto meninjau progres pembangunan replika Pendopo Kawedanaan Jasinga di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Rabu, 23 April 2025.
Bupati Rudy Susmanto ingin menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat budaya Jasinga.
"Alhamdulillah hari ini kita bisa bersilaturahmi dan menyaksikan langsung pembangunan replika pendopo yang telah dinantikan masyarakat Jasinga. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi tentang menghidupkan kembali semangat dan identitas budaya Sunda di Kawedanaan Jasinga," ujar Rudy Susmanto.
Rudy Susmanto menegaskan, pembangunan Pendopo Jasinga ini tidak bersumber dari APBD,, melainkan berasal dari sumbangan tokoh masyarakat yang peduli terhadap pelestarian budaya di Kabupaten Bogor.
Ia juga menjelaskan alasan tidak adanya plang proyek di lokasi lantaran proyek ini merupakan bentuk gotong royong dan kepedulian sosial.
"Ini adalah bentuk cinta masyarakat terhadap warisan budaya Jasinga. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para dermawan," ungkap Rudy Susmanto.
Rudy Susmanto menargetkan replika pendopo Jasinga akan rampung dalam waktu sepekan ke delan.
Setelah itu, pembangunan akan berlanjut ke fasilitas penunjang lainnya seperti galeri budaya, musala, toilet umum, dan alat musik tradisional gamelan lengkap untuk mendukung aktivitas seni budaya di kawasan ini.
Bupati Bogor juga mengajak masyarakat untuk membangun Kabupaten Bogor secara bersama-sama.
"Mari kita bangun Kabupaten Bogor yang lebih aman, adil, maju, dan makmur. Perjalanan ini masih panjang, tapi dengan kebersamaan, kita akan mampu mewujudkan cita-cita tersebut," jelasnya.
Selanjutnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Yudi Santosa menjelaskan, kawasan budaya ini dibangun di atas lahan seluas 12.000 meter per segi, dengan 1.300 meter di antaranya sudah dipagar dan disiapkan untuk pembangunan tahap awal.
"Rencana ke depan termasuk pameran pusaka Jasinga yang akan dibawa ke Cibinong sebagai bagian dari upaya mengenalkan kembali budaya kita kepada masyarakat luas," terangnya.
Menurutnya, pengelolaan kawasan ini nantinya akan diserahkan kepada para budayawan, pemuda, organisasi kepemudaan seperti KNPI dan Karang Taruna, serta Paguyuban sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.***