bogor-raya

Taman Safari Indonesia Berhasil Tangkarkan Kodok Merah Langka

Selasa, 29 April 2025 | 17:15 WIB
Lembaga Konservasi Ex Situ Taman Safari Indonesia (TSI) berhasil menemukan dan menangkarkan kodok merah. (Dok TSI Bogor)

METROPOLITAN.ID - Lembaga Konservasi Ex Situ Taman Safari Indonesia (TSI) berhasil menemukan dan menangkarkan kodok merah (bleeding toad/leptophryne cruentata).

Kodok merah merupakan spesies endemik Jawa Barat yang sangat langka dan nyaris punah.

Dengan ditemukannya kodok merah tersebut, keberadaan kodok merah saat ini di Indonesia hanya terdapat di TSI dan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Baca Juga: Liburan Paskah Seru Bareng Satwa di Taman Safari Bogor! Ada Egg Hunt hingga Keeper Talk

Kodok merah yang merupakan salah satu amfibi yang dilindungi di Indonesia ini berukuran kecil antara 2-4 centimeter dan hidup di area basah.

Kodok yang berwarna merah seperti corak api ini mirip kodok merah di benua Amerika namun tak beracun.

Kodok merah telah dianggap punah sejak tahun 80-an seiring meletusnya Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca Juga: Bibit Pohon Kiriman Warga yang Gantikan Karangan Bunga, Kini Ditanami di Kebun Buah Bekasi Keren

Pada tahun 2022, TSI berhasil menemukannya di area perbatasan TSI Cisarua, Kabupaten Bogor, dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).

Kodok merah ditemukan TSI setelah melewati sejumlah fase. Direksi TSI, Jansen Manansang, mengungkap, sejak ramai perbincangan climate change (perubahan iklim) dan global warming (pemanasan global) tahun 2006 sejumlah lembaga dunia mulai mencari jenis kodok atau katak karena dianggap sebagai salah satu parameter/barometer terjadinya climate change. Pihak TSI salah satu yang diminta untuk melakukan penelitian.

"Pada tahun 2018 kami juga mengadakan workshop internasional yang dihadiri para peneliti lembaga dunia dari beberapa negara termasuk IPB. Namun (kodok merah) belum juga ditemukan. Kemudian pada tahun 2022 kami melakukan kegiatan survei untuk meneliti kecocokan habitat sebelum melepasliarkan Elang Jawa. Pada saat itulah kami menemukan kodok merah di kawasan perbatasan TSI dengan TNGGP," ungkap Jansen Manansang, di TSI Cisarua, Bogor, Selasa 15 April 2025.

TSI pun telah melaporkan penemuan kodok merah tersebut ke pemerintah dan beberapa kementerian dan memulai proses riset, konservasi, dan penangkaran (mengembangbiakkan) kodok merah di antaranya dengan membuat enclosure buatan seperti di habitat aslinya.

Jansen menegaskan bahwa penemuan kodok merah bernilai sangat tinggi bagi dunia, lingkungan, dan ilmu pengetahuan.

Kodok merah sangat bermanfaat untuk kesehatan antara lain, pertama, untuk pengobatan impotensi, stres, stroke, jantung, asma, dan kanker.

Halaman:

Tags

Terkini