bogor-raya

Pemkot Sebut Ratusan Siswa di Bogor Keracunan Makanan dari Program MBG, Ceplok Telor dan Tumis jadi Penyebabnya

Selasa, 13 Mei 2025 | 11:42 WIB
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim memberikan keterangan terkait update kasus keracunan makanan program MBG di Kota Bogor.

METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengungkap hasil uji lab sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan oleh dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bosowa Bina Insani Bogor.

Adapun, dari hasil ini, diketahui ratusan siswa di Kota Bogor itu keracunan makanan karena program MBG yang didistribusikan SPPG Yayasan Bosowa Bina Insani Bogor.

Dedie A Rachim menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dari Labkesda Kota Bogor, ada empat makanan yang dijadikan sampel pemeriksaan. Diantaranya, nasi, ceplok telor, tumis tahu toge dan beberapa bahan lainnya.

Adapun, dari hasil pemeriksaan lab yang sudah dilakukan hampir kurang lebih empat hari itu, hasilnya menunjukan bahwa beberapa bahan makanan itu ternyata mengandung bakteri ecoli dan salmonella.

"Bakteri e coli dan salmonella ini didapat dari 2 jenis makanan yang disajikan kepada siswa, yang mengakibatkan lebih dari 200 siswa terdampak," kata Dedie Rachim.

Menurutnya, kedua makanan itu terdiri dari ceplok telor yang disajikan dengan menggunakan bumbu barbekyu. Yang mana, berdasarkan data yang diperoleh bahwa proses memasaknya itu kurang lebih di malam hari dan kemudian didistribusikannya pada siang hari.

"Jadi mungkin ini ada masalah SOP, bisa juga mungkin tapi kan tidak terlalu detail sampai ke apa namanya siapa distributornya, bagaimana kondisi telurnya dan sebagainya," ucap dia.

"Tetapi intinya bakteri ini datang dari ceplok telor yang dikasih bumbu barbekyu," sambungnya.

Kemudian, yang kedua ada pada makanan tumis tahu dan toge yang juga terindikasi mengandung salmonella.

"Jadi ada dua jenis bakteri salmonella dan e coli, ini kita peroleh dari dua jenis makanan yang kita periksa," ungkap Dedie Rachim.

Sementara itu, ada juga pemeriksaan tambahan lain yang dilakukan pada airnya. Termasuk, memeriksa langsung kepada tubuh para korban.

"Ini harus kita periksa lebih mendalam, itu hasilnya mungkin baru kita peroleh sore ini," beber dia.

Adapun, yang menjadi kesimpulan sementara dari kejadian keracunan makanan ini adalah, bahwa telah terjadi pendistribusian makanan yang mengandung baketri E Coli dan Salmonella dari sampel yang diperoleh dari SPPG bersangkutan.

Sehingga, dengan temuan ini, Pemkot Bogor yang bertanggungjawab terhadap para siswa-siswi ini meminta agar kedepan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

Halaman:

Tags

Terkini