METROPOLITAN.ID - RSUD Bakti Pajajaran, Cibinong, Kabupaten Bogor, bakal segera meluncurkan aplikasi inovatif bernama TB Care.
Aplikasi terbaru TB Care ini dirancang khusus untuk mendampingi pasien tuberkulosis (TBC) selama menjalani pengobatan.
Aplikasi ini dijadwalkan rilis pada 6 Agustus 2025 dan ditujukan untuk mempermudah pasien dalam memantau jadwal kontrol, hasil pemeriksaan, serta mencatat efek samping obat secara mandiri.
"Jadi pasien itu bisa melihat jadwal kontrolnya di handphone saat misalkan sudah dua hari atau hari kontrol. Akan ada notifikasinya biar jadi pengingat, lalu hasil-hasil dahak pasien yang telah diperiksa. Jadi keluarganya pun bisa lihat," ujar Dokter Umum Pelaksana TB RO pada RSUD Bakti Pajajaran, Narulita Anggasari, Rabu, 30 Juli 2025.
Menurutnya, dalam aplikasi TB Care, terdapat fitur-fitur yang nantinya dapat membantu para pasien maupun perawat untuk mengontrol jalannya pengobatan TBC.
Aplikasi TB Care memiliki beberapa fitur utama, di antaranya:
- Pengingat Jadwal Kontrol; pasien akan mendapatkan notifikasi dua hingga tiga hari sebelum jadwal kontrol tiba.
- Akses Hasil Pemeriksaan: Pasien dan keluarganya bisa melihat hasil pemeriksaan dahak, rontgen, hingga daftar obat yang dikonsumsi.
- Pencatatan Efek Samping: Pasien dapat mencatat keluhan yang dirasakan setiap hari, sehingga tidak terlewat saat kontrol.
- Chat Konsultasi: Fitur chat akan memudahkan pasien untuk berkonsultasi langsung dengan petugas medis, tanpa harus menunggu jadwal kontrol.
Untuk menjaga keamanan data, pasien akan mendaftar menggunakan NIK dan password yang diberikan oleh petugas.
Masing-masing akun TB Care hanya bisa mengakses data pribadi, sehingga kerahasiaan informasi medis tetap terjaga.
"Pasien masukin NIK, passwordnya nanti di generate dari kita. Tapi nanti pasien akan bisa ganti sendiri. Jadi pasien masukin NIK tapi yang kelihatannya cuma punya dia saja tidak semua pasien bisa lihat. Jadi privasinya terjaga," jelas Narulita Anggasari.
TB Care juga diharapkan dapat membantu petugas rumah sakit untuk memantau pasien yang tidak hadir kontrol.
Sistem akan memberikan notifikasi jika pasien melewati jadwal, sehingga petugas bisa langsung menghubungi melalui WhatsApp.
"Angka TBC di Kabupaten Bogor ini salah satu yang tertinggi, dan salah satu penyebab besarnya juga karena angka putus berobatnya yang tinggi," ungkapnya.
Lewat peluncuran aplikasi ini, RSUD Bakti Pajajaran juga ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghilangkan stigma terhadap pasien TBC.
"TBC itu penyakit yang bisa diobatin. Jangan asingkan orangnya, tapi obati penyakitnya. Tolong support juga pasiennya karena pasti akan banyak yang terdampak dan pengobatannya pun tidak sendirian kita ramai-ramai," pungkasnya. (Riza)***