METROPOLITAN.ID - Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Sekretaris Umum (Sekum) MUI Kabupaten Bogor Irfan Awaludin menegaskan bahwa mekanisme pemilihan ketua tidak boleh dipahami sebagai ajang perebutan jabatan.
Menurutnya, pemilihan ketua MUI akan ditentukan melalui formatur yang berjumlah 11 orang. Mereka mewakili berbagai unsur, mulai dari pesantren, organisasi masyarakat (ormas), MUI kecamatan, hingga demisioner.
“Itu mereka yang memutuskan, Siapa Ketua umumnya, melalui rapat,” kata dia.
Baca Juga: Jelang Musda, Sekum MUI Bogor: Nama Kandidat Sudah Ada, Tapi Menunggu Hasil Istikharah Para Kiai
Ia menegaskan, tradisi ulama di MUI harus tetap dipertahankan. Proses pemilihan, kata dia, lebih menekankan istikharah para kiai ketimbang sekadar hitungan administratif.
“Tidak ada kriteria tertulis untuk menjadi Ketua MUI. Kita serahkan kepada para kiai. Ini tradisi keulamaan yang harus dijaga, agar jangan cuma menjadi ajang perebutan kekuasaan,” kata dia.
Irfan menambahkan, mekanisme formatur ini sudah dipakai dalam Musda sebelumnya dan terbukti bisa menjaga kondusivitas. Karena itu, ia berharap tradisi tersebut tetap dijalankan.
“Lima tahun lalu formaturnya 11, mudah-mudahan sekarang tidak ada perubahan,” pungkasnya. (Riza)