bogor-raya

PTPN I Regional 2 Dorong Penghijauan dan Pengembangan Agrowisata Berkelas Dunia di Gunung Mas

Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB
PTPN I Regional 2 Dorong Penghijauan dan Pengembangan Agrowisata Berkelas Dunia di Gunung Mas. (Ist)

METROPOLITAN.ID – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2 terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mengembangkan potensi wisata alam berkelas dunia di kawasan Agrowisata Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor.

Dalam bincang santai di podcast Metropolitan TV, Plh Manager PTPN I Regional 2, Taufik Siregar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melaksanakan sejumlah program konkret untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam rehabilitasi lingkungan dan penghijauan di kawasan Puncak.

“Kami sudah melakukan penyulaman sebanyak 21 ribu pohon teh di awal tahun 2025, dan akan menambah 20 ribu pohon lagi pada tahun 2026. Selain itu, sejak tahun 2021 hingga September 2025, kami telah menanam 37 ribu pohon di titik-titik rawan,” ujar Taufik.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan bagian dari upaya mempertahankan keseimbangan alam agar daya tarik wisata tetap terjaga. “Tanpa alam yang sejuk dan hijau, agrowisata tidak akan bisa naik kelas dunia,” tambahnya.

Baca Juga: Harga Perak Hari Ini 24 Oktober 2025, Potensi Buat Investasi?

Selain menjaga kebun teh seluas 800 hektare, PTPN I Regional 2 juga mempertahankan 400 hektare area hutan lindung yang tidak dialihfungsikan menjadi kawasan perumahan atau wisata. Kawasan hutan tersebut ditanami pohon-pohon endemik dan berfungsi menjaga kestabilan ekosistem di wilayah Puncak.

“Kami mendukung penuh program penghijauan Kementerian Lingkungan Hidup. Selain rehabilitasi lahan kritis, kami juga ikut dalam program sejuta pohon. Untuk wilayah Jawa Barat, PTPN mendapat target 400 ribu pohon,” jelas Asep Zenal Muttaqin, Asisten Manajer Legal dan Umum Unit Agrowisata Gunung Mas.

Bisnis Bersama Alam: Filosofi “Mestakara”

Dalam menjaga keseimbangan antara bisnis dan kelestarian alam, PTPN I Regional 2 mengusung filosofi “Mestakara”, yang berarti mesra bersama alam.

“Mestakara menjadi jargon kami. Artinya, bisnis kami tumbuh bersama alam, bukan dengan merusaknya,” kata Taufik.

Prinsip ini diwujudkan dengan membatasi pembangunan di kawasan perkebunan sesuai aturan pemerintah daerah terkait Kawasan Wilayah Terbangun (KWT) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB).

“Kami tidak pernah membongkar kebun teh untuk pembangunan. Semua wahana wisata dibangun di area yang tidak mengganggu tanaman teh,” tegasnya.

Secara finansial, sektor wisata kini menjadi penopang utama, menyumbang 90 persen pendapatan, sedangkan 10 persen berasal dari produksi teh. Namun, pihak PTPN menegaskan bahwa keberadaan kebun teh tetap menjadi inti dan identitas utama Gunung Mas.

“Tanpa kebun teh, wisata ini tidak akan ada. View kebun teh adalah jantung dari Agrowisata Gunung Mas,” ujar Taufik.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Investor Terbaik dapat Penghargaan dari Bupati Bogor

Halaman:

Tags

Terkini