bogor-raya

Libur Natal dan Tahun Baru 2026, Polisi Petakan 3 Titik Rawan Macet Jalur Puncak Bogor

Rabu, 17 Desember 2025 | 09:19 WIB
Polisi Petakan 3 Titik Rawan Macet Jalur Puncak Bogor Jelang Nataru. (Arifin/Metropolitan)


METROPOLITAN.ID – Arus kendaraan menuju kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, diprediksi akan mengalami lonjakan signifikan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Kepadatan lalu lintas diperkirakan terpusat di sejumlah titik krusial yang selama ini menjadi langganan kemacetan.

Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Bogor telah memetakan tiga titik rawan hambatan utama yang berpotensi menimbulkan antrean panjang kendaraan, khususnya di wilayah Kecamatan Megamendung hingga Cisarua.

Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama, mengungkapkan bahwa kepadatan kendaraan pada momen libur panjang akhir tahun hampir selalu terkonsentrasi di titik-titik tersebut.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Rabu 17 Desember 2025 Turun Tipis, Galeri 24 dan UBS Sama-sama Terkoreksi

Menurut Rizky, titik hambatan pertama berada di Simpang Pasir Muncang, yang kerap menjadi pintu awal kemacetan bagi kendaraan dari arah Jakarta dan Bogor menuju kawasan Puncak.

Ia menjelaskan bahwa masalah utama di lokasi ini adalah penyempitan badan jalan yang cukup drastis.

"Kalau di Simpang Pasir Angin itu, menjadi hambatan jalur masuk, terutama roda dua dari arah Bogor, selain dari Ciawi," jelasnya.

Penyempitan jalur dari sekitar 12 meter menjadi hanya 6 meter membuat arus kendaraan melambat, baik dari arah Jakarta melalui Gerbang Tol Ciawi menuju Puncak, maupun dari arah sebaliknya.

Penyempitan jalur dari sekitar 12 meter menjadi hanya 6 meter membuat arus kendaraan melambat, baik dari arah Jakarta melalui Gerbang Tol Ciawi menuju Puncak, maupun dari arah sebaliknya.

Baca Juga: Kota Bogor Bergerak Cepat! Pemkot Kirim Tim Tanggap Bencana dan Trauma Healing ke Aceh

Selain itu, keberadaan angkutan umum, aktivitas keluar-masuk kendaraan, serta parkir di bahu jalan di sekitar minimarket dan restoran turut memperparah kondisi lalu lintas.

"Juga jalur angkot serta menjadi crossing atau perpotongan arus kendaraan dan parkir di bahu jalan pada minimarket atau restoran," ucap Rizky.

Titik rawan kemacetan kedua berada di Simpang Megamendung. Di kawasan ini, kepadatan lalu lintas kerap terjadi akibat arus keluar masuk kendaraan lokal yang bercampur dengan arus wisatawan.

Rizky menyebut, kondisi jalan yang menyempit dari 10 meter menjadi 7 meter membuat kendaraan sulit bergerak saat volume lalu lintas meningkat.

Halaman:

Tags

Terkini