guru-menulis

Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial: Tantangan dan Peluang

Selasa, 13 Mei 2025 | 11:59 WIB
ilustrasi pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (dokumen pribadi).

Riki Andriatna
Mahasiswa S3 Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Perkembangan teknologi dan pemanfaatannya pada setiap sektor telah masif dan sangat mendominasi, termasuk pada sektor pendidikan di Indonesia. Dengan adanya perkembangan tersebut berimplikasi pada berkembanganya kemampuan manusia sebagai bentuk adaptasi, sehingga munculnya tuntutan penguasaan terhadap kemampuan yang dapat menunjang pemanfaatan teknologi dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

Merespon perkembangan teknologi dalam sektor pendidikan termasuk adanya upaya meningkatkan kemampuan dalam teknologi, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berencana untuk menerapkan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Kompas.com edisi 29/04/2025 dan detikNews edisi 29 April 2025).

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mukti menyatakan bahwa pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial akan dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan sejak SD, SMP, dan SMA, di mana pada jenjang SD akan dimulai pada kelas 5 pada tahun pelajaran 2025-2026.

Adanya integrasi pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial pada kurikulum pendidikan di Indonesia dipandang sebagai salah satu bagian dari penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global termasuk dalam aspek digitalisasi.

Hal ini merupakan amanat UU No. 59 Tahun 2024 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang harus diwujudkan oleh Pemerintah Indonesia melalui berbagai program, salah satunya berkaitan dengan aspek pemanfaatan teknologi.

Selain itu, menurut Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2025 pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial erat kaitan dengan konsep Asta Cita keempat yang berkaitan dengan pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, dan penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Menurut McConnell (2004) koding berkaitan dengan aktivitas menerjemahkan keinginan manusia menjadi format yang dipahami oleh komputer melalui bahasa pemograman. Selain menekankan pada aktivitas menerjemahkan, McConnell menegaskan bahwa koding berfungsi sebagai transformasi ide manusia menjadi bahasa yang dipahami oleh komputer.

Adapun kecerdasan artifisial menurut Kaplan dan Haenlein (2019) diartikan sebagai kemampuan sistem dalam menginterpretasikan data eksternal, mempelajarinya, dan memanfaatkan hasil pembelajaran untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dalam perkembangannya mencakup beberapa bidang yaitu machine learning, deep learning, dan large language models.

Pada aspek pengembangan kemampuan manusia, pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial dilakukan dengan berbasis pada kemampuan berpikir komputasional.

Tantangan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial
Perkembangan teknologi untuk pembelajaran yang semakin pesat, tidak hanya memberikan manfaat tetapi juga tantangan. Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial yang semakin penting untuk menghadapi tantangan global, di dalam penerapan dalam dunia pendidikan tentu masih menghadapi tantangan yang kompleks.

Salah satu tantangan utama adalah pada aspek Sumber Daya Manusia, yaitu Tenaga Pendidik/Guru. Sebagai hal baru dalam pendidikan, tidak dipungkiri adanya keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dalam mendukung aspek pengajaran mengenai koding dan kecerdasan artifisal.

Dalam beberapa kasus di sekolah, tenaga pendidik belum memiliki latar belakang atau pengalaman mengenai teknologi informasi dalam pemograman dan kecerdasan artifisial. Hal ini dimungkinkan akan berdampak pada munculnya kesulitan dalam merancang pembelajaran termasuk membimbing siswa untuk menyelesaikan permasalahan teknik yang dihadapi saat proses pembelajaran.

Kemampuan guru dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran menjadi salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial. Guru tidak hanya berperan menyampaikan materi, tetapi sebagai fasilitator untuk membantu siswa memahami dan menerapkan konsep koding dan kecerdasan artifisial dalam pembelajaran.

Halaman:

Tags

Terkini

OPINI: Inovasi atau Anomali Haji?

Rabu, 19 November 2025 | 21:05 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 09:27 WIB

UMKM Naik Kelas

Selasa, 30 September 2025 | 20:36 WIB