Minggu, 21 Desember 2025

Renovasi GOR Pajajaran: Antara Kepentingan Publik, Resistensi dan Harapan Baru

- Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:38 WIB
Opini mahasiswa magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina, Ulfa Alfiana (Dok pribadi)
Opini mahasiswa magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina, Ulfa Alfiana (Dok pribadi)

Oleh : Ulfa Alfiana (Mahasiswa Magister Komunikasi Korporat Universitas Paramadina)

RENOVASI kawasan GOR Pajajaran Kota Bogor tahap I sebentar lagi selesai, tepatnya pada akhir Desember 2025 mendatang. Tiga minggu dari sekarang, wajah kawasan GOR Pajajaran akan berubah menjadi lebih berstandar nasional, khususnya Stadion Pajajaran yang menjadi pusat pembenahan. Bagaimana opini masyarakat atas renovasi tersebut?

Stadion yang berdiri sejak 1974 ini bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga ruang sejarah dan memori kolektif warga Bogor, tempat sekolah-sekolah menggelar lomba, klub-klub kecil memulai mimpi, hingga komunitas olahraga merekatkan solidaritas.

Setelah puluhan tahun menua, barulah pada 2025 fasilitas ini mengalami renovasi besar-besaran.

Baca Juga: Brasil Waspada! Carlo Ancelotti Ungkap Tantangan Berat Hadapi Skotlandia di Piala Dunia 2026

Renovasi ini tidak berhenti pada tahap pertama saja. Pemerintah Kota Bogor, melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor, sudah menyiapkan tahap II yang mulai dikerjakan pada awal 2026. Pada tahap pertama, Pemkot Bogor menggelontorkan anggaran sebesar Rp20 miliar dari APBD turun dari rancangan awal Rp31 miliar demi menyesuaikan prioritas fiskal daerah.

Namun, penurunan angka tidak mengubah tujuan: menghadirkan fasilitas olahraga modern yang layak, aman, dan representatif.

Renovasi kawasan GOR Pajajaran bukan keputusan mendadak. Rencana ini sesungguhnya sudah muncul sejak 2017, tetapi selalu terhambat keterbatasan anggaran. Baru ketika Kota Bogor ditetapkan sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tahun 2026, momentum itu tiba.

Baca Juga: 5 Pantai di Banyuwangi yang Aktif Lestarikan Penyu, Cocok untuk Wisata Edukasi Alam

Gelaran Porprov menjadi dorongan strategis untuk memperbaiki fasilitas olahraga bukan demi gengsi semata, tetapi demi memastikan Kota Bogor mampu menyelenggarakan pertandingan dengan standar teknis yang baik, sekaligus memberikan warisan infrastruktur bagi masyarakat.

Namun, tidak semua pihak menyambut renovasi ini dengan tangan terbuka. Sejak diumumkannya proyek renovasi pada Agustus 2025, muncul beberapa kelompok yang menolak. Serangkaian aksi demonstrasi berlangsung di depan Balai Kota Bogor dan Kantor Dispora Kota Bogor bahkan lebih dari empat kali dengan berbagai tuduhan dan kritik yang diarahkan kepada pemerintah daerah.

Ada yang mempertanyakan urgensi proyek, ada pula yang menuding adanya ketidakterbukaan, serta kekhawatiran terhadap penggunaan dana publik.
Dalam iklim demokrasi lokal, kritik dan protes tentu wajar. Namun, sering kali tuduhan-tuduhan yang tersebar tidak diimbangi data, sehingga memperkeruh situasi dan menciptakan opini publik yang bias.

Baca Juga: BAIC Siapkan Tiga Model Baru, dari Mobil Listrik Terjangkau hingga SUV REEV pada 2026

Padahal fakta menunjukkan bahwa renovasi kawasan GOR Pajajaran merupakan program prioritas jangka panjang, bukan proyek impulsif yang tiba-tiba muncul menjelang Porprov. Selain itu, banyak fasilitas olahraga di Kota Bogor memang sudah tidak lagi memenuhi standar kelayakan sehingga berdampak pada keselamatan pengguna, terutama atlet muda dan komunitas olahraga.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

OPINI: Inovasi atau Anomali Haji?

Rabu, 19 November 2025 | 21:05 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 09:27 WIB

UMKM Naik Kelas

Selasa, 30 September 2025 | 20:36 WIB
X