"Jadi tidak ada pungutan. Ember itu seikhlasnya. Yang ngasih mangga, yang tidak ngasih juga mangga silahkan lewat, kami dengan ikhlas membantu di sini untuk kelancaran kendaraan motor yang mengunakan jalur alternatif ini," ucapnya.
Bahkan, lanjut Andre, sebanyak delapan orang warga bergantian shift dari pagi sampai malam.
Jika tidak jaga bergantian lalu lintas akan macet tersendat dan kondisi itu juga mengganggu warga sekitar.
"Kita juga kewalahan kalau tidak diatur seperti itu," tandas dia.
Andre mengungkapkan, hasil sumbangan yang diberikan pengendara motor yang melintas tidak tentu jumlahnya.
Namun sejak hari pertama hari pertama warga mendapat sumbangan sekitar Rp200 ribu dengan pecahan nominal Rp500, Rp 1.000, dan Rp 2.000.
"Hasilnya itu dibagi untuk perbaikan jalan yang utama. Buat beli makanan yang jaga, beli rokok kopi," katanya.
Andre mengatakan, dalam sehari satusan motor melintas dan mengandalkan jalur alternatif ini.
Bahkan di jam-jam tertentu seperti jam pulang kerja jalur alternatif macet total dengan roda dua.
Ia mengimbau agar pengendara tidak terpaksa memberi sumbangan bagi yang mengatur lalu lintas.
"Tidak ada paksaan, sekali lagi saya sebagai pengurus mengklarifikasi atas nama warga Kampung Cibolang ini, tidak ada pungutan liar pungli sama sekali. Di sini kami membantu dengan iklas. Adapun yang memberi silahkan yang tidak mau juga mangga bisa lewat, kami tidak ada paksaan," tutup Andre. (jal/ryn)