Kebijakan pemangkasan anggaran pendidikan ini langsung menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mahasiswa, dan masyarakat luas.
Banyak pihak yang menilai bahwa sektor pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional, bukan justru dikurangi anggarannya.
Banyak mahasiswa yang mengandalkan KIP Kuliah kini mulai khawatir dengan masa depan pendidikan mereka.
Baca Juga: Daftar Pencetak Gol Tertua PSV Eindhoven di Liga Champions
Mereka mempertanyakan apakah beasiswa dan bantuan biaya pendidikan yang selama ini mereka terima akan tetap berlanjut atau justru terhenti akibat pemangkasan anggaran ini.
Sejumlah tokoh pendidikan juga ikut angkat suara, menilai bahwa keputusan ini berpotensi merugikan masa depan generasi muda Indonesia.
Lebih lanjut, mereka juga menegaskan, tanpa dukungan dana yang memadai, akses pendidikan bagi kalangan kurang mampu bisa semakin sulit yang pada akhirnya akan memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi di masa mendatang.
Baca Juga: Perempat Final BAMTC 2025: Indonesia Andalkan Siti Fadia di Dua Nomor, Ini Line-up Lengkapnya!
Protes Menggema dengan Tagar #SaveKIPKuliah
Sebagai bentuk protes atas kebijakan ini, masyarakat mulai menggunakan peringatan darurat berlatar merah sebagai simbol perlawanan terhadap pemangkasan dana pendidikan.
Tak hanya itu, tagar #SaveKIPKuliah juga terus menggema di berbagai platform media sosial. Di platform X, tagar #SaveKIPKuliah telah digunakan lebih dari ratusan ribu kali.
Peringatan darurat Garuda merah dan viralnya #SaveKIPKuliah menunjukkan bahwa masyarakat tidak tinggal diam atas kebijakan yang dinilai merugikan sektor pendidikan.
