Minggu, 21 Desember 2025

Mendikbud: Pendidikan Karakter Poros Perbaikan Pendidikan Nasional

- Kamis, 12 Januari 2017 | 11:42 WIB

METROPOLITAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan, Penguatan Pen­didikan Karakter (PPK) merupakan poros utama perbaikan pendidikan nasional yang berkaitan erat dengan berbagai program prioritas pemerintah. Ia men­gatakan, lima nilai utama karakter yang menjadi prioritas pada PPK, berkaitan erat dengan berbagai program prioritas kemendikbud di bidang pendidikan dan kebudayaan. Lima nilai utama itu adalah Religius, Nasionalis, Mandiri, Integritas dan Gotong Royong.

”Program Penguatan Pendidikan Karak­ter diharapkan menjadi ruh dari pendi­dikan nasional. Nilai utama karakter PPK tidak hanya menyasar siswa, tetapi juga pada pendidik dan orang tua sebagai pendidik utama dan pertama,” ujar men­dikbud di kantor Kemendikbud, Jakarta, belum lama ini.

Salah satu rencana penguatan peran guru dan kepala sekolah yang saat ini disiapkan kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) adalah mendo­rong revitalisasi peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer dan guru seba­gai inspirator PPK. Diharapkan, pembe­lajaran berbasis penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah melalui PPK dapat menghadirkan gene­rasi muda yang berdaya saing dan me­miliki karakter positif.

Di kesempatan yang berbeda, Wakil Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Itje Chodidjah mengatakan, PPK yang saat ini digalakkan pemerintah melalui kemen­dikbud adalah milik seluruh kom­ponen bang­sa se­ba­gai upaya menguatkan kualitas generasi muda Indonesia. Kelu­arga, masyarakat, dan sekolah sebagai tripusat pen­didikan memiliki peranan penting dalam program PPK. ”Melalui budaya yang dikembangkan di sekolah, PPK da­pat dilakukan melalui pembi­asaan-pembi­asaan perilaku positif. Ke­pala sekolah dan guru sebagai mo­tor­nya se­cara otomatis menjadi tela­dan,” kata Itje di Jakarta.

Menurutnya, dalam proses pembelajaran, PPK dapat langsung diintegrasikan melalui tema maupun mata pelajaran. Pengelolaan kelas oleh guru dan metode belajar yang dipilih juga merupakan ajang penguatan karak­ter peserta didik. ”Karakter adalah ga­ramnya pendidikan. Karakter memberi rasa dalam berbagai cara kita mendidik dan bahan yang kita gunakan untuk men­didik melalui mata pelajaran,” ujar Itje.

Ia menambahkan, dalam metode kola­boratif misalnya, berbagai karakter dapat dikembangkan. Komite sekolah dan ma­syarakat adalah mitra sekolah dalam menggiatkan PPK. ”Misalnya sekolah dapat bekerja sama dengan pusat-pusat budaya, museum atau warga sekitar ma­syarakat yang memiliki keunggulan un­tuk menjadi bagian dari PPK. Dengan demikian kearifan lokal dapat dikembang­kan. PPK akhirnya harus menjadi landa­san bagi tripusat pendidikan dalam mengembangkan generasi muda Indo­nesia,” ucapnya.

Saat ini sudah ada 542 sekolah pada jenjang pendidikan dasar yang siap menerapkan program PPK. Sekolah-sekolah itu akan men­jadi sekolah piloting dalam implementasi PPK. Beberapa di antaranya adalah SMPN 1 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali; SMPK 3 Penabur, Jakarta Pusat; SMPN 2 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah; SMP Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan, Banten dan SMPN 19 Manokwari, Kabupaten Manok­wari, Papua Barat.

(*/ram/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X