Senin, 22 Desember 2025

Merawat Kebinekaan Melalui Bahasa dan Sastra

- Jumat, 3 Maret 2017 | 08:55 WIB

Peran bahasa dan sastra Indonesia melalui re-identifikasi kebinekaan bangsa menjadi hal yang menarik untuk solusi dalam permasalahan sosial saat ini. Keragaman bahasa daerah yang dimiliki Indonesia turut berperan besar dalam perkembangan dunia sastra Indonesia. Bahasa daerah dan nilai-nilai lokalitas pun mengambil andil besar dalam pengembangan bahasa Indonesia untuk merawat kebinekaan dan kebangsaan.

PAKAR bahasa Bambang Kaswanti Purwa mengatakan, bahasa Indonesia berkembang sesuai dengan konteks lo­kalitas di daerah yang terdekat dengan masyarakat. Keragaman bahasa dan sastra daerah yang memperkaya bahasa dan sastra Indonesia merupakan perjalanan kultur yang terwujud dalam kebinekaan.

Bambang mencontohkan, tegur sapa budaya dalam merajut kebinekaan ter­cermin dalam salah satu puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Cerita Buat Dien Tamaela. Chairil Anwar yang seorang sastrawan asal Minang, Suma­tera Barat, menulis puisi dengan ba­hasa Maluku. “Puisi itu seperti sebuah perjalanan kultur Chairil Anwar,” ujarnya dalam acara Bincang-Bincang Ke­bangsaan di Gedung D Kemendikbud, Jakarta.

Terkait pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra di sekolah, pakar sastra Su­minto A Sayuti mengatakan, anak-anak harus bisa membedakan berbahasa dengan bersastra. Siswa tidak hanya belajar ten­tang teori, melainkan juga bagaimana terjun langsung untuk mendalami sastra dan menghasilkan suatu karya sastra. “Anak-anak harus bisa langsung masuk ke sana (karya sastra) dan mempraktikan­nya. Misalnya novel Ayat-Ayat Cinta karya Kang Habiburrahman El Shirazy. Di novel itu siswa bisa melihat adanya keragaman budaya Indonesia, adatnya, ada juga nilai-nilai lokalitas dan nasio­nalitas di situ. Jadi bukan lagi mengajar­kan definisi novel adalah, atau plot ada­lah,” katanya.

Di akhir diskusi, Kepala Pusat Peng­embangan dan Pelindungan Badan Bahasa Hurip Danu Ismadi membacakan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil Bincang-Bincang Kebangsaan. Bebera­pa kesimpulan itu antara lain, merawat kebinekaan melalui bahasa dan sastra adalah suatu proses yang harus dijalan­kan terus menerus oleh berbagai pe­mangku kepentingan yang beragam.

“Penguatan pendidikan bahasa dan sastra harus diupayakan sebagai pro­ses yang berangkat dari kebutuhan bangsa yang faktual dan menunjukkan peran bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa,” tandasnya.

(*/mam/dit)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X