Senin, 22 Desember 2025

Pemkab Bogor Genjot RLS

- Selasa, 6 Februari 2018 | 09:34 WIB

-

METROPOLITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menargetkan peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sembilan tahun. Salah satunya melalui penguatan program pembelajaran nonformal kejar Paket C. Di mana jumlah kepesertaan program tersebut terus meningkat setiap tahunnya.

Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Non-Formal (PNF) Disdik Kabupaten Bogor, Amsohi, menjelaskan, jumlah peserta yang mengikuti kejar Paket C di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan tiga kali lipat. Dari data Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, peserta tahun ini mencapai 12.000 orang. Sedangkan tahun sebelumnya hanya 4.000 orang. Peningkatan tersebut diprediksi lantaran kesadaran masyarakat untuk mendapatkan ijazah setara SMA semakin tinggi. "Mereka adalah siswa yang sempat dikeluarkan dari sekolah reguler," katanya.

Tidak hanya Paket C, sambung Amsohi, peningkatan juga terjadi pada kejar Paket B atau setara dengan SMP. Tahun lalu, peserta mencapai 6.000 orang dan meningkat jadi 9.000 peserta. Tapi, kondisi berbalik terjadi pada peserta kejar Paket A atau setara SD yang mengalami penurunan sekitar 300 orang. Yakni dari 3.000 peserta pada 2017, tahun ini hanya 2.700 orang.

Amsohi melihat penurunan itu dikarenakan jumlah anak usia SD yang putus sekolah telah berkurang. "Masyarakat semakin sadar bahwa anak-anak butuh pendidikan dasar," ucapnya.

PNF ini, tambah dia, tengah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor guna mencapai target RLS sembilan tahun. Menurut data Badan Pusat Statistik, RLS Kabupaten Bogor baru mencapai 7,7 tahun atau setara kelas 2 SMP. Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah mengadakan 46 Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) untuk kejar Paket B dan C dengan menggunakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Tidak hanya itu, Pemkab Bogor juga prioritas terhadap kesadaran menempuh pendidikan di masyarakat. "Kalau masyarakatnya tidak punya target untuk mendapatkan pendidikan dasar juga susah mencapai RLS sembilan tahun," ujarnya.

Tahun lalu, sambung Amsohi, Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah masih rendah. Sebanyak 9,9 persen anak usia SD atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak sekolah. Sementara di tingkat SMP atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) mencapai 12,08 persen.

(rep/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X