Senin, 22 Desember 2025

SMA BBI Resmikan BI Corner

- Senin, 7 Mei 2018 | 08:50 WIB

-

METROPOLITAN - SMA Bosowa Bina Insani (BBI) dan Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMA BBI menggelar seminar pendidikan dan meresmikan BI Corner. Kegiatan tersebut diadakan di kampus SMA BBI Bogor, Jawa Barat, (27/4).

Seminar pendidikan itu mengusung tema 'Kondisi Perekonomian Indonesia dan Upaya Pelajar SMA Menyikapinya'. Nara sumbernya adalah Saad Maulana yang merupakan salah seorang alumni SMA BBI dan kini berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.

Sementara itu, BI Corner adalah perpustakaan mini yang merupakan sumbangan dari Bank Indonesia melalui Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI).

Wakil dari Yayasan Bosowa Bina Insani (YBBI) – yang menaungi SMA BBI – Haposan Andy menyambut baik penyelenggaraan seminar pendidikan dan peluncuran sekaligus peresmian BI Corner tersebut. Menurutnya, salah satu kunci sukses orang-orang hebat adalah selalu berupaya mengikuti perkembangan yang ada dan rajin membaca.

Diharapkan seminar ini membuka wawasan para siswa SMA Bosowa Bina Insani terhadap perkembangan nasional maupun global, khususnya di bidang ekonomi. Keberadaan BI Corner tentunya kita harapkan mendorong minat baca siswa akan berbagai macam pengetahuan yang sangat bermanfaat buat hari ini dan di masa depan,” kata Haposan Andy melalui rilisnya, kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Saad yang pernah mengambil S2 di Inggris mengajak para siswa SMA BBI untuk membuka mata terhadap perkembangan dunia global saat ini. Ia menyebut Nike sebagai merek sepatu olahraga terbesar di dunia dan Cadbury sebagai salah satu pabrikan coklat terbesar di dunia.

Merek Nike punya Amerika, tapi tidak ada satu pun pabriknya di Amerika. Pabriknya tersebar di beberapa negara, termasuk Indonesia dan Vietnam. Merek Cadbury punya Inggris, padahal di Inggris tidak ada perkebunan coklat. Coklat yang mereka olah terutama berasal dari Ghana, dan juga Indonesia. Inilah salah satu fenomena globalisasi,” tutur Saad.

Contoh lain, klub sepakbola terkemuka Inggris, Chelsea dimiliki oleh Roman Abrahamovich, seorang berkebangsaan Rusia. “Semua orang bisa melakukan apapun dann lintas negara di era globalisasi ini,” ujarnya.

Saad lalu memberikan tips cara menghadapi era globalisasi. “Pertama, kita harus terus berupaya untuk berkembang di segala bidang, antara lain dalam bidang pendidikan dan bahasa asing. Kita harus terus meningkatkan pendidikan dan penguasaan bahasa asing kita,” paparnya.

(rep/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X