METROPOLITAN- Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bogor dirundung masalah. Kisruh kepengurusan yang tidak jelas menjadi musababnya. Akibatnya, mahasiswa merugi dan sejumlah pengurus mengundurkan diri alias resign. Salah satu pengurus kampus yang mengundurkan diri adalah Ramdan Nugraha. Lelaki yang menjabat Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kepala Lab Bahasa di STKIP Muhammadiyah Bogor ini merasa kondisi kampus sudah tidak sehat. Ramdan menceritakan, kisruh internal kepengurusan bermula saat Badan Pembina Harian (BPH) STKIP Muhammadiyah mengambil alih kepemimpinan senat dari ketua sebelumnya dengan dalih mandat lisan dari Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah. Sementara ketika dicek ke pusat, mandat tersebut tidak pernah terucap. “Artinya dari situ sudah ada penyimpangan yang cukup serius. Saya kira banyak terjadi penyimpangan di internal, terutama semenjak BPH mengambil alih kepemimpinan senat,” kata Ramdan kepada Metropolitan. Bahkan, dirinya merasa dominasi kejahatan di kampus STKIP sudah sangat memprihatinkan. Terlebih, belum lama ini muncul surat keputusan (SK) oleh BPH yang memberhentikan wakil ketua I dan wakil ketua II dan menggantinya dengan orang baru. Padahal, penunjukan dan pemberhentian tersebut wewenanganya ada pada pengurus PP Muhammadiyah bukan pada BPH. “Saya memberhentikan diri dari jabatan saya sebagai kepala kantor urusan internasional dan kepala lab bahasa sebagai bentuk kritik untuk memberikan kesadaran kepada oknum yang memang melakukan kejahatan di internal kampus,” bebernya. Menurut Ramdan, persoalan transisi kepengurusan ini sarat muatan politis. Akibatnya, sejumlah pengurus yang cukup vital posisinya ikut mengundurkan diri lantaran kondisi kampus yang sudah tidak kondusif.(fin/b/feb)