METROPOLITAN – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim telah optimal memperkenalkan dan melatih guru terkait soal bernalar tinggi atau High Order Thingking Skill (HOTS). Pelatihan tersebut telah dilakukan bertahap sejak 2016. ”Sejak 2016, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bersama Pusat Penelitian Pendidikan (Puspendik) mulai melakukan pelatihan HOTS untuk guru SMA, kemudian diikuti guru SMP mulai 2017,” terang Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad. Mulai 2019, sambung Hamid, soal HOTS akan coba diterapkan pada guru-guru SD. Guru yang diberi pelatihan tersebut akan menjadi guru pelatih di tingkat Kelompok Kerja Guru (KKG) SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). ”Demikian dan seterusnya sampai semua guru bisa melakukan pembelajaran berbasis HOTS di kelas,” jelasnya. Sebelumnya, siswa kelas XII dari SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman, Brigas Kukuh Nugroho, mengatakan, di sekolahnya istilah soal HOTS belum diperkenalkan dan disosialisasikan guru. “Akan tetapi, kami diajarkan misalnya soal matematika dasar yang mudah, sedang dan sulit seperti apa,” kata Brigas. Selain di sekolah, Brigas yang mengincar jurusan Agribisnis di Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) juga mengikuti les tambahan. Namun, di tempat lesnya istilah soal HOTS belum diperkenalkan. Padahal dalam waktu dekat, Brigas akan mengikuti UTBK pada Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) dan UN yang bakal menyajikan tipe soal HOTS. Terkait perubahan aturan SBMPTN 2019, Brigas mengaku telah mengetahuinya. Karena itu, beberapa waktu belakangan ini, porsi latihan soal dan belajar makin digencarkan. ”Sering juga ikut try out. Perihal SBMPTN yang paling penting itu update saja, jadi informasi tahu,” katanya. (rep/mam/py)