METROPOLITAN – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid, mengungkapkan, sekitar 208.000 sekolah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 disebutkan bahwa PPK adalah gerakan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, olah rasa, olah pikir dan olahraga. Gerakan ini melibatkan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). ”PPK itu 2016 dimulai secara formal ketika keluar Permendikbud awalnya 542 sekolah. Kabupaten, kota bersemangat, hampir berjalan sekarang di 208.000 sekolah,” katanya. Menurut Hilmar, peningkatan drastis ini merupakan hasil kerja sama pemerintah bersama dinas pendidikan di daerah. Capaian ini perlu ditingkatkan bersama-sama untuk mendukung GNRM. Hal itu diamanatkan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016. PPK juga memerhatikan pada hal kecil yang tak diajarkan di kelas. ”Misalnya di sekolah ada rak sepatu, murid-muridnya nyusun sepatu dikasih nama. Ini yang namanya pendidikan karakter, nggak ada anggarannya ini. Jadi, jangan selalu melihat jumlah anggaran, angka,” katanya. Hilmar mencontohkan keterlibatan siswa untuk membersihkan sekolah dalam waktu tertentu untuk meningkatkan kedisiplinan anak. ”Itu ada juga konser karawitan muda, anak-anak sekolah juga dikenalkan seni tradisi kita. Program seperti ini bertebaran di Indonesia,” paparnya. Hilmar menuturkan, PPK juga untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi Revolusi Industri 4.0. Indonesia diharapkan ikut memimpin revolusi ini.(tib/feb/py)