METROPOLITAN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menyerahkan 3.418 unit tablet sebagai alat pendukung dalam pelaksanaan pendidikan sistem elektronik yang mulai diprogramkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Bantuan berupa tablet senilai Rp7.083.000.000 itu diserahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 320/P/2019 tentang Satuan Pendidikan Penerima Bantuan Operasional Sekolah Afirmasi dan Bantuan Operasional Sekolah Kinerja 2019. Adapun sekolah penerima bantuan tersebut adalah SDN Bantarjati 8 sebanyak 70 unit total Rp159.000.000. SDN Loji 1 sebanyak 55 unit total Rp129.000.000. SDN Tajur 1 sebanyak 101 unit total Rp221.000.000. SDN Tajur 2 sebanyak 85 unit total Rp189.000.000 dan SDN Semplak 2 sebanyak 258 unit dengan total Rp535.000.000. Untuk tingkat SMP dan SMA SMK, SMPN 2 menerima 313 unit dengan total anggaran Rp645.000.000, SMPN 1 sebanyak 289 unit total Rp597.000.000 dan SMPN 11 sebanyak 301 unit total Rp621.000.000. SMAN 8 sebanyak 311 unit total Rp641.000.000, SMAN 5 sebanyak 336 unit total Rp691.000.000. SMKN 1 sebanyak 447 unit total Rp913.000.000. SMKN 3 sebanyak 512 unit total Rp1.043.000.000 serta SMK Negeri 4 sebanyak 340 unit dengan total anggaran Rp699.000.000. Ketika dikonfirmasi, Kepala SMK Negeri 3 Kota Bogor, Uus Sukmara, membenarkannya. Menurut Uus, pihak SMK Negeri 3 sudah menerima bantuan itu pada November 2019 melalui Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat. “Saya hanya menerima barang sejumlah itu dari KCD, karena baik SMK maupun SMA yang diberikan bantuan semuanya sudah menerima barang-barang itu sesuai jumlah dan speknya. Bahkan sudah dipakai siswa,” katanya. Senada dengan itu, staf pengajar SMA Negeri 5 Kota Bogor, Dachlan, mengakui kalau SMK dan SMA sudah menerima bantuan tablet dari Kemendikbud melalui KCD dan barang-barangnya sudah sesuai spek dan jumlah. Lain SMA/SMK, lain juga dengan SD dan SMP di Kota Bogor. Menurut kepala sekolah yang menerima bantuan itu, hingga saat ini sekolahnya belum merealisasikan pembelanjaan barang-barang itu. “Uangnya masih utuh ada di rekening sekolah,” terang Kepala SDN Tajur 1, Ocid. Hal serupa disampaikan Kepala SDN Loji 1 Kota Bogor, Siti Rukoyah. Melalui surat pernyataannya nomor 421.1/087/LJI/XII/2019, SDN Loji 1 belum merealisasikan belanja untuk dana BOS Kinerja sebesar Rp129 juta. “Ada beberapa pertimbangan belum diterbitkan SK Gubernur Jawa Barat terkait BOS Kinerja. Waktu pembeliannya sangat mepet, di samping sekolah juga belum siap dengan SDM-nya serta beberapa alasan lain,” pungkasnya. (ber/ar/feb/py)