METROPOLITAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengimbau para pemangku kepentingan mengubah paradigma budaya, dengan menggali potensi yang dimiliki masing-masing daerah, baik alam maupun tradisi. Ia meminta agar pemda merancang rencana perjalanan yang akan memberi pengalaman unik bagi para wisatawan. “Kalau fokusnya memang itu adalah kekayaan alam yang sudah ada. Perencanaan lima hari berkunjung itu ya harus ada fokusnya bagaimana kita mencari pemandu yang terbaik untuk bisa menemukan yang ciri khas Indonesia seperti burung. Atau saat melakukan diving yang paling efektif untuk memastikan bahwa setiap kali datang kelihatan ada ubur-ubur dan lain-lainnya, terutama yang unik-unik itu. Jadi fokusnya itu kepada experience-nya,” katanya. Tradisi yang ditawarkan kepada wisatawan, jelasnya, harus partisipatif. Bukan hanya berupa pertunjukan, melainkan tradisi yang bisa dilakukan wisatawan. “Bagaimana mereka kalau misalnya memasak. Apa tradisi sehari-hari mereka hidup dengan alam itu yang sebenarnya menjadi satu hal yang sangat menarik jangan lupa tradisi itu bukan hanya tarian dan nyanyian. Budaya itu juga bukan hanya tarian dan kostum. Budaya adalah apa yang kalau orang lain mengetahui mengenai cara mereka hidup itu akan mengagetkan atau membuat kagum,” jelasnya. Pengemasan budaya, menurut Mendikbud, merupakan kunci dari pemasaran. Pemerintah daerah tidak lagi perlu menggelontorkan dana yang banyak untuk memasarkan budaya yang mereka miliki, tetapi dapat memaksimalkan penggunaan media sosial untuk menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Dengan adanya strategi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) justru akan lebih maksimal. (*/feb/run)