METROPOLITAN - Ketua Institut Sarinah (Insari), Eva K Sundari, menyatakan misi organisasinya yakni menyelenggarakan program untuk nation and character building. Pihaknya juga mengembangkan pemikiran-pemikiran terkait feminisme berbasis Pancasila. “Insari melakukan pemberdayaan masyarakat sekaligus mengembangkan pemikiran-pemikiran terkait feminisme kebangsaan berbasis Pancasila. Kami juga selenggarakan berbagai program untuk nation and character building,” kata Eva dalam keterangan pers, Minggu (27/9). Eva menuturkan, pihaknya telah mengadakan webinar sekaligus bedah buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa” pada Sabtu (26/9). Ke depan, pihaknya juga akan mengorganisir web-workshop atau web-training untuk 2.000 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD). “Targetnya adalah bunda PAUD dan guru SD di 30 kabupaten/kota, di Jawa Timur (Jatim). Jadi, dalam kegiatan di sebelas titik tersebut, Insari akan bekerja sama dengan Komnas Pendidikan (Komnasdik) dan Himpaudi Jatim,” ungkap mantan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut. Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudi Latif, mengatakan, pendidikan Pancasila sangat penting disampaikan kepada anak-anak. “Semakin dini Pancasila diberikan, semakin baik. Karena Pancasila bisa membentuk emosi personal dan emosi publik yang positif bangsa,” katanya. Yudi menambahkan, perilaku generasi Z yang mencerminkan lima moralitas kebajikan Pancasila akan menjadi indikator keberhasilan pembentukan karakter di sekolah. Guru PAUD di Parungpanjang, Bogor, Jawa Barat, Sunarsih, ikut menjadi narasumber saat webinar, Sabtu (26/9). Sunarsih menilai buku “Pancasila untuk Tunas Bangsa” sangat berguna bagi guru PAUD. “Buku ini membantu kami, karena aktivitasnya konvensional tetapi dengan pemaknaan baru yaitu membangun kecintaan kepada negeri, alam, sesama manusia dan Tuhan,” ungkapnya. Perwakilan Yayasan Cahaya Guru, Heny Supolo, antusias menyosialisasikan buku yang ditulis anggota Insari sekaligus dosen Universitas Indonesia, AS Poerbasari tersebut. Menurut Heny, pihaknya akan memberikan buku itu kepada siswa kelas 6 SD. “Buku ini berisi afeksi berupa cinta, welas asih dan kebaikan, sehingga siswa menjadi pribadi positif yang berjiwa merdeka sekaligus tangguh. Buku ini bahkan bisa membangkitkan kecerdasan spiritual,” ucap Heny. Sementara itu, Ketua Komnasdik Jatim, Kunjung Wahyudi, menyatakan bahwa buku tersebut membantu membangun lima bentuk kesadaran berdasar sila-sila Pancasila.(bs/feb/py)