METROPOLITAN - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis program Merdeka Belajar Edisi Keenam soal transformasi pendanaan di perguruan tinggi. Di mana salah satu programnya adalah matching fund dengan dana Rp250 miliar. Matching fund merupakan kolaborasi antara mitra dengan perguruan tinggi dalam membuat inovasi yang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk tahun depan, program mitra-kampus tersebut dijatah Rp250 miliar. “Anggaran itu untuk meningkatkan manfaat kerja sama serta pencapaian delapan indikator kinerja utama perguruan tinggi,” terang Mendikbud, Nadiem Makarim. Contoh kemitraan yang bisa menerima matching fund adalah perguruan tinggi yang merancang pembangunan infrastruktur informasi, sementara mitra yang mengeksekusinya. “Lalu, mesin berbahan bakar biodisel dan biogas yang merupakan inovasi perguruan tinggi diproduksi secara massal oleh industri,” ujarnya. Untuk memudahkan dunia industri dan universitas bertemu, pihaknya telah menyediakan platform Kedaireka. Jadi, calon mitra dan perguruan tinggi secara bebas dapat mencari dan memilih mitra yang paling tepat. “Calon mitra dapat mengajukan proposal permasalahan yang perlu dipecahkan, perguruan tinggi dapat mengajukan solusi yang akan dikaji,” ujarnya. Untuk mendapatkan persetujuan Kemendikbud, mitra dan perguruan tinggi bisa mengajukan proposal bersama secara langsung. Namun, kedua pihak itu perlu untuk meyakinkan bahwa proyek akan dijalankan berjalan sesuai target. Bukan hanya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang bisa mendapatkan matching fund, perguruan tinggi swasta pun diperbolehkan mengajukan proposal untuk bermitra dengan dunia industri. (jp/feb/py)