METROPOLITAN – Pembangunan Sekolah Satu Atap di Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, segera dilanjutkan ke tahap kedua. Pembangunan fisik ruang kelas akan dimulai setelah pada tahun sebelumnya pondasi gedung dikerjakan. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, mengatakan, saat ini pihaknya tengah menanti penghitungan ulang bahan bangunan. Sehingga pembangunan ini belum bisa dilelangkan dalam waktu dekat. “Sekarang kita lagi minta penghitungan ulang ke Politeknik Bandung agar ada konsistensi antara pondasi dan pembangunan berikutnya,” katanya. Hanafi menjelaskan, anggaran yang disiapkan untuk anggaran fisik yakni Rp11 miliar. Pembangunan tersebut ditarget selesai enam hingga tujuh bulan. Berdasarkan pantauannya terhadap pembangunan, semua konstruksi sudah bagus. Sehingga bangunan sekolah ini akan menjadi salah satu sekolah terbaik di Kota Bogor. “Saya sudah cek semuanya bagus dan diharapkan ini bisa menjadi salah satu solusi bagi masalah kekurangan sekolah di Kota Bogor,” ujarnya. Terpisah, Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor, Jaenal Mutaqin, mengatakan, jumlah sekolah antara SD, SMP dan SMA negeri di Kota Bogor tidak sesuai. Bahkan, banyak masyarakat Kota Bogor tidak bisa masuk ke sekolah negeri lantaran jumlahnya yang sedikit. Apalagi, saat ini terdapat sistem zonasi untuk siswa sekolah di Kota Bogor. “Dalam reses dan sidak saya selama ini, banyak anak-anak yang tidak bisa mendapatkan sekolah negeri, karena sistem zonasi dan jumlah sekolah tidak sesuai,” katanya. Terkait Sekolah Satu Atap, Jaenal mengaku selalu mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor segera membangun sekolah tersebut. Terutama di Kecamatan Bogor Timur, tepatnya di Kelurahan Wangun dan Katulampa. Sebagai kordinator dari Komisi IV DPRD Kota Bogor, Jaenal mengaku akan memfokuskan Komisi IV untuk menyelesaikan masalah ini. Terutama dalam masa sidang ke-3 tahun ini. “Kita harus mapping berapa kebutuhan sekolah di SD dan SMP. Kalau sudah ditemukan per kecamatan, kita dorong pembangunan sekolah satu atap agar pendidikan bisa representatif,” jelasnya. (ps/els/py)