METROPOLITAN - Kemen­terian Pendidikan, Kebuday­aan, Riset dan Teknologi (Ke­mendikbudristek) meluncur­kan episode terbaru dari program Merdeka Belajar. Merdeka Belajar Episode ke- 11 ini bernama program Kam­pus Merdeka Vokasi. “Ini hari yang sangat meng­gembirakan bagi kami di Ke­mendikbudristek, karena hari ini kita meluncurkan berbagai macam program dibawah kampanye Kampus Merdeka Vokasi,” kata Men­dikbudristek Nadiem Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar 11: Kampus Merdeka Vokasi secara daring. Hal ini merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan transformasi di perguruan tinggi vokasi. Jadi, perguruan tinggi vokasi ini di­dorong untuk semakin te­ringegrasi dengan dunia kerja. “Kami ingin memastikan ada keseriusan mengenai trans­formasi di perguruan tinggi vokasi dan karena itu kita menyediakan berbagai pro­gram unggulan yang diharap­kan semakin membesar setiap tahunnya,” terang Nadiem. Ia menyampaikan bahwa harapannya dari program ini adalah para lulusan vokasi dapat langsung bekerja sete­lah mendapatkan pembeka­lan, baik di politeknik maupun pendidikan tinggi vokasi. Bukan hanya mendapat pe­kerjaan di berbagai macam industri secepat mungkin, tapi juga menerima upah yang layak. ”Ini adalah esensi daripada objektif atau gol dari pada visi Kampus Merdeka Vokasi, kita ini lulusan kompeten, kita ingin lulusan produktif dan kita ingin lulusan kom­petitif,” ujarnya. Nadiem menyebut Kampus Merdeka Vokasi memiliki dua program utama. Pertama Dana Kompetitif Kampus Vo­kasi (Competitive Fund Vo­kasi). Dengan subprogramnya adalah Program SMK-D2 Jalur Cepat dan Peningkatan Pro­gram D3 menjadi Sarjana Terapan. Kemudian, program kedua yang tersedia, yakni Dana Padanan Kampus Vokasi (Mat­ching Fund Vokasi). Dalam program ini perguruan tinggi vokasi didorong untuk men­ciptakan Pusat Unggulan Teknologi, Hilirisasi Produk Purwarupa dan Startup Kam­pus Vokasi (jp/feb/py)