Senin, 22 Desember 2025

Mendes: Kampus Punya Andil Bangun Desa

- Senin, 2 Agustus 2021 | 19:30 WIB

METROPOLITAN - Men­teri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trans­migrasi (Mendes PDTT), Ab­dul Halim Iskandar atau akrab disapa Gus Halim, mengajak perguruan tinggi bersinergi membangun desa. Khususnya pada pendidikan luar sekolah. Halim Iskandar mengung­kapkan, berdasarkan data yang dimiliki, angka anak putus sekolah di desa masih cukup tinggi. Pada 2021 ditemukan sebanyak 289.839 anak putus SD dan 339.533 anak putus SMP. ”Itu satu fakta yang menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan,” kata Ha­lim Iskandar saat menjadi narasumber di acara temu alumni Prodi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jogjakarta, Sabtu (31/7). Meski begitu, Halim Iskan­dar yang juga Ketua Umum Dewan Pertimbangan UNY merinci bahwa PLS telah ba­nyak berkontribusi melalui berbagai program yang hadir di tengah-tengah masyarakat desa. Data menunjukkan, pada 2018 terdapat 8.222 desa yang menyediakan pem­berantasan buta huruf, 13.180 desa menyediakan program paket A/B/C, kemudian ada 14.507 desa yang menyelen­ggarakan playgroup dan ma­sih banyak lembaga PLS lain­nya. Selain peningkatan kapasi­tas, masih banyak jenis ke­terampilan yang dibutuhkan di desa. Semuanya terbaca dari potensi ekonomi desa dan jenis usaha di desa. Ter­masuk unit usaha yang di­kembangkan BUMDesa dan BUMDesa Bersama. Gus Halim merinci hingga 2021 sudah ada 58.350 BUM­Desa. Dari jumlah itu terdapat 46.642 BUMDesa 5.891 BUM­Desa Bersama yang masih aktif melakukan aktivitas ekonomi, meski dalam kon­disi pandemi Covid-19. ”Itu­lah ruang dan peluang yang terus memanggil PLS untuk terus berkontribusi di tengah-tengah masyarakat,” terangnya. Sementara itu, istri Halim Iskandar, Lilik Umi Nasriyah, menyampaikan, peran PLS terhadap masyarakat selalu up to date alias mengikuti perkembangan zaman. Se­lama masih ada kehidupan, maka masalah akan selalu ada di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan masalah yang umum dihadapi masyarakat disebabkan rendahnya ting­kat pendidikan dan ekonomi atau kemiskinan. ”Inilah pe­ran PLS, mengedukasi masy­arakat dan memberdayakan masyarakat,” kata Lilik Umi Nasriyah yang juga alumnus Prodi PLS UNY itu. Dia juga memaparkan, tahap-tahap pemberdayaan masy­arakat yaitu menyadarkan masyarakat akan adanya ma­salah dan kebutuhan, iden­tifikasi dan inventarisasi sum­ber daya, membangun rasa percaya diri atau sikap man­diri warga serta inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada keman­dirian. ”PLS mempunyai pe­ran penting untuk mening­katkan kualitas kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya. (*/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X