Senin, 22 Desember 2025

Pemerintah Konsen dengan Jumlah Vokasi di Kampus

- Jumat, 12 November 2021 | 19:30 WIB

METROPOLITAN – Dunia pendidikan tinggi di Indone­sia saat ini masih didomi­nasi pendidikan profesional. Padahal, era Revolusi Industri 4.0 menuntut semakin ba­nyak lulusan berketerampilan dari pendidikan vokasi ke­timbang tenaga profesional. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengata­kan, pada periode kedua ke­pemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mestinya jumlah pendidikan vokasi di level pendidikan tinggi dip­erbanyak. “Yang saya lihat justru sampai sekarang belum ada gerakan masif bagaimana merombak format pendidikan tinggi. Sekarang ini terlalu banyak pendidikan profesio­nal akademis untuk kemu­dian diubah menjadi pendi­dikan vokasional,” katanya dalam keterangannya, Kamis (11/11). Muhadjir pun mengurai permasalahan utama dalam dunia pendidikan di Indone­sia, yakni masih terdapat ke­tidaksesuaian lulusan SMA/SMK/MA dengan dunia kerja. Isu link and match ba­hkan mulai sejak lama dan belum terselesaikan hingga kini. Ia menyebutkan, tidak mun­gkin kebutuhan lapangan kerja hanya diisi lulusan pro­fesional. Sementara lapangan kerja di mana pun akan men­ciptakan hirarki piramida yang pada puncaknya adalah te­naga lulusan profesional. Di bawahnya mesti diisi tenaga terampil lulusan vokasional. Sementara paling bawah ada­lah tenaga clerical lulusan SMK. “Kalau tenaga profe­sional banyak, sementara tenaga berketerampilan tinggi tidak ada. Maka dari itu, pasti akan disusul dengan pengangguran besar-besaran. Kalau semuanya ingin jadi dokter, maka tidak ada pasien,” tuturnya. (jp/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X