METROPOLITAN – Dunia pendidikan tinggi di Indonesia saat ini masih didominasi pendidikan profesional. Padahal, era Revolusi Industri 4.0 menuntut semakin banyak lulusan berketerampilan dari pendidikan vokasi ketimbang tenaga profesional. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan, pada periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mestinya jumlah pendidikan vokasi di level pendidikan tinggi diperbanyak. “Yang saya lihat justru sampai sekarang belum ada gerakan masif bagaimana merombak format pendidikan tinggi. Sekarang ini terlalu banyak pendidikan profesional akademis untuk kemudian diubah menjadi pendidikan vokasional,” katanya dalam keterangannya, Kamis (11/11). Muhadjir pun mengurai permasalahan utama dalam dunia pendidikan di Indonesia, yakni masih terdapat ketidaksesuaian lulusan SMA/SMK/MA dengan dunia kerja. Isu link and match bahkan mulai sejak lama dan belum terselesaikan hingga kini. Ia menyebutkan, tidak mungkin kebutuhan lapangan kerja hanya diisi lulusan profesional. Sementara lapangan kerja di mana pun akan menciptakan hirarki piramida yang pada puncaknya adalah tenaga lulusan profesional. Di bawahnya mesti diisi tenaga terampil lulusan vokasional. Sementara paling bawah adalah tenaga clerical lulusan SMK. “Kalau tenaga profesional banyak, sementara tenaga berketerampilan tinggi tidak ada. Maka dari itu, pasti akan disusul dengan pengangguran besar-besaran. Kalau semuanya ingin jadi dokter, maka tidak ada pasien,” tuturnya. (jp/feb/py)