Senin, 22 Desember 2025

SMAN 2 Cibinong Juara 1 Lomba Pidato

- Jumat, 10 Desember 2021 | 19:30 WIB

METROPOLITAN – Pelajar SMAN 2 Cibinong kembali mengharumkan nama Kabu­paten Bogor dan Cadisdik wilayah 1 Provinsi Jawa Barat. Yaitu Mutiara Cahaya Hati, siswi kelas X-3, menorehkan prestasi juara satu lomba pi­dato di tingkat Nasional High School Competition 2021 “Implementasi Strategi Com­petition Indonesia Bebas HIV/AIDS 2030”. Lomba tersebut diselenggarakan Faculty of Public Health Universitas Je­mber yang diinisiasi UKM Komunitas Mahasiswa Pe­duli HIV/AIDS dengan men­gusung tema “GET ZERO INFECTION WITH THE BEST SOLUTION”. Mutiara Cahaya Hati mene­rangkan, latar belakang ini mengangkat judul pidato “GET ZERO INFECTION WITH THE BEST SOLUTION” yaitu ber­dasarkan data dari Kemente­rian Kesehatan Republik In­donesia (Kemenkes). Dilaporkan Ditjen P2P, jum­lah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia ada sebanyak 558.618 orang yang terdiri atas 427.201 HIV dan 131.417 AIDS. Selain itu, jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Mirisnya, berdasarkan data SIHA, jumlah infeksi HIV 2010-2019 yang dilaporkan menurut kelompok umur, kelompok umur 25-49 tahun atau usia produktif merupakan umur dengan jumlah penderita in­feksi HIV terbanyak setiap tahunnya. “Usia yang seha­rusnya dimanfaatkan semak­simal mungkin untuk berka­rya dan bekerja, tetapi harus berhadapan dengan penyakit AIDS yang mampu menurun­kan produktivitas,” jelasnya. Masyarakat dunia, sambung dia, tentunya tidak tinggal diam dalam menyikapi hal tersebut dan telah membuat berbagai kebijakan demi mem­berikan hak setiap manusia untuk mendapatkan kesejah­teraan lahir dan batin serta kelayakan pelayanan keseha­tan. Target epidemi global AIDS yang akan berakhir pada 2030 termuat dalam sasaran Sus­tainable Development Goals (SDGs), yakni kesepakatan negara-negara di dunia untuk menanggulangi permasalahan global termasuk kesehatan. “Kebijakan adalah serang­kaian keputusan yang men­jadi pedoman dasar dalam bertindak untuk mengatasi berbagai persoalan yang ber­kembang di masyarakat. Get­ting to Zero adalah salah satu kebijakan yang tercetus mel­alui Konferensi Tingkat Ting­gi (KTT) Asean yang diselen­ggarakan di Bali pada 2011 yang dipimpin Indonesia sebagai leader country untuk memperkuat komitmen dan target tingkat global. Negara-negara ASEAN bersama-sama menetapkan target dalam inisiatif yang disebut ASEAN Cities Getting to Zero melip­uti Zero New HIV infection, Zero Discrimination, Zero AIDS-Related Death,” urainya. Lebih khusus mengenai upaya Zero New HIV infection, sambung dia, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai macam kebijakan sebagai implementasi stra­tegi zero infeksi baru. Salah satunya PMTCT (Prevention of Parent to Child Transmis­sion), yaitu upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) yang dilakukan secara terintegrasi dan komprehen­sif, mulai dari pelayanan, pencegahan, terapi dan pe­rawatan untuk ibu hamil dan bayi selama masa kehamilan, persalinan dan sesudahnya. Selain itu, ada Program Pem­berian Terapi ARV. Yang tak kalah penting dalam upaya preventif adalah Program Kam­panye Komunikasi, Informa­si dan Edukasi) yang ditujukan untuk meningkatkan pengeta­huan yang benar dan kompre­hensif mengenai pencegahan penularan HIV. Edukasi dan promosi kesehatan mengenai bahaya Human Immunode­ficiency Virus (HIV) sepatutnya diberikan sejak dini seiring pemberian pendidikan sek­sual. Hal ini perlu dimulai sejak masa sekolah, sehingga dapat meningkatkan kewas­padaan dalam menghindari perilaku berisiko. Selain kebijakan tersebut, masih banyak lagi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia demi terwujudnya negara Indonesia bebas HIV/AIDS 2030. Namun banyaknya kebijakan yang dihasilkan tentu harus konsisten dilaks­anakan. Salah satu upayanya yakni melakukan harmoni­sasi hubungan antarlembaga yang berperan dan bertanggung jawab dalam penanggulangan HIV&AIDS agar efektif dalam mencegah infeksi baru. “Selain itu, yang paling pen­ting adalah kesadaran dan perilaku masyarakat untuk memutus rantai penularan virus HIV. Upaya preventif adalah upaya cara pencegahan (preventif, red) adalah cara terbaik untuk mencegah in­feksi baru HIV/AIDS di Indo­nesia,” ujarnya. Adapun cara pencegahan penyakit AIDS dan virus HIV adalah dengan NASCO (nama kompetisi pidato yang diada­kan Universitas Jember), yaitu meningkatkan pengeta­huan mengenai bahaya virus HIV dan penyakit AIDS, aman­kan dan jaga diri dari pergau­lan bebas, kenakalan remaja dan penyalahgunaan nar­koba. “Selalu menjaga keber­sihan dan menjalani gaya hidup sehat, cek kebersihan dan kesterilan jarum suntik sebelum digunakan, ODHA yang sedang hamil wajib mela­kukan PPTCT (Prevention of Parent to Child danTransmis­sion,” ungkapnya. Ia berharap sebagai pem­bawa pidato terhadap masy­arakat Indonesia, yakni dapat memberikan kesadaran dan meningkatkan wawasan mengenai bahaya virus HIV dan penyakit AIDS. Kolabo­rasi dan keselarasan antara kebijakan pemerintah dengan kesadaran masyarakat sang­at diperlukan demi tereali­sasi dan terwujudnya Indo­nesia bebas HIV/AIDS 2030. Sementara itu, Kepala SMAN 2 Cibinong, Elis Nurhayati, mengatakan, seluruh civitas SMAN 2 Cibinong turut bang­ga atas prestasi yang telah diraih Mutiara Cahaya Hati dalam lomba pidato di tingkat nasional. “Semoga raihan prestasi ini menjadi booster yang mendorong peserta di­dik SMAVO dan sekolah lain­nya semakin berprestasi serta menjadi peserta didik yang gemar membaca dan cerdas berkarakter, sehingga bisa membawa nama harum SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor dan Cadisdik Wilayah 1 Provinsi Jawa Barat,” pung­kasnya. (*/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X