Senin, 22 Desember 2025

KBRI Paris Pentaskan Wayang Kulit di Prancis

- Selasa, 22 Februari 2022 | 17:01 WIB

METROPOLITAN - Wayang kulit berbahasa Prancis dan gamelan asal tanah air dip­entaskan di Konservatori Ian­nis Xenaki, Kota Evry, Prancis, Rabu (16/2). Pertunjukan wayang kulit ini didukung KBRI Paris dengan lakon “Foret Wanamarta” (Hutan Wana­marta) dan disajikan dalang Ki Christophe Moure dari Asosiasi Pantcha Indra. Kota Evry merupakan bagian dari Kota Metropolitan Grand Pa­ris, terletak 35 kilometer se­belah selatan dari Paris. Duta Besar Republik Indo­nesia di Paris, Mohamad Oe­mar, diterima Presiden Uni­versitas Evry, Patrick Curmi. Dalam kesempatan itu, Prof Curmi dan Dubes berdiskusi tentang peluang kerja sama akademik. Dubes Oemar dalam kesem­patan ini menggarisbawahi prioritas Indonesia. Salah satunya adalah di bidang ma­ritim. “Saya harap dapat ter­jalin kerja sama antara Uni­versitas Evry dengan pergu­ruan tinggi di Indonesia untuk bidang ini,” tutur Dubes Oemar. Merespons hal tersebut, Patrick menyampaikan bahwa Universitas Evry terbuka dan siap melakukan kerja sama dengan kampus di Indonesia. “Kampus kami adalah bagian dari Universitas Paris – Saclay yang berada dalam peringkat 14 dunia menurut Shanghai Ranking,” ujaf Patrick. Dalam sambutannya, Duta Besar Oemar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kota Evry dan Uni­versitas Evry yang memberi­kan kesempatan kepada In­donesia untuk memperkenal­kan salah satu seni budayanya kepada masyarakat Prancis. “Saya mengapresiasi teman-teman dari Pantcha Indra yang terus bergerak sebagai duta pengenalan budaya Indone­sia kepada masyarakat Pran­cis,” terang Dubes Oemar. Disampaikan Dubes Oemar, wayang dan gamelan meru­pakan warisan budaya tak­benda Indonesia yang telah diakui UNESCO. “Wayang pada 2008 dan gamelan pada Desember 2021, yaitu dua bulan lalu,” tambah Dubes Oemar. Ia juga berharap pandemi Covid-19 cepat berlalu, se­hingga masyarakat Prancis dapat kembali mengunjungi Indonesia. Terpisah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Paris, Warsito, mengungkapkan, lebih dari 175 penonton yang memenuhi ruangan pertunjukan sangat mengapresiasi penampilan dalang Ki Christophe Moure. “Ki Christophe sangat luwes mendalang,” ujar Warsito. Penampilan wayang dida­hului dengan lagu-lagu Jawa, di antaranya Rujak Jeruk. “Logat dan gaya banyolan Ki Dalang Christophe Moure yang disampaikan dalam Ba­hasa Prancis membius para penonton, hingga tidak te­rasa 90 menit pertunjukan terasa cepat sekali,” imbuh Warsito. Ki Dalang Christophe juga mempersilakan kepada penon­ton untuk melihat wayang kulit dari bayangan belakang layar. Tepuk tangah riuh se­bagai wujud apresiasi penon­ton, mengakhiri pertunjukan malam itu. Pertunjukan wayang tersebut merupakan penutup dari se­rangkaian seminar sehari ten­tang epik dan musik yang dia­dakan di Universitas Evry, yang dikoordinir Anitha Herr. Salah satu materi seminar adalah wayang kulit yang dipresenta­sikan oleh Kati Basset, etno­musikolog dari Inalco Paris. Kati mempresentasikan ber­bagai jenis wayang yang ada di Indonesia, khususnya wayang Bali, wayang Jawa dan wayang Cirebon. “Secara paralel dengan semi­nar juga diadakan pelatihan gamelan yang diikuti 23 ma­hasiswa. Mahasiswa ini yang nanti menjadi Duta Promosi Budaya Indonesia dan kerja sama akademik, khususnya di Universitas Evry,” tutup War­sito. (*/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X