METROPOLITAN - Indonesia diberi kepercayaan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty atau KTT G20. KTT G20 adalah kelompok yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia. Selain itu, ditambah satu organisasi antarpemerintahan dan supranasional yaitu Uni Eropa. Dalam perhelatan G20 kali ini, Indonesia memilih Pulau Dewata untuk menjadi lokasi penyelenggaraan yang dihadiri kepala negara maupun delegasi dari anggota G20. Namun ada kejutan yang diberikan Indonesia kepada semua anggota G20, yakni kendaraan listrik. Dari kendaraan roda dua listrik, mobil listrik dan paling spesial adalah bus listrik. Bus listrik yang akan menjadi kendaraan utama dalam KTT G20 di Bali ini sangat spesial. Pasalnya, Universitas Indonesia diberi mandat untuk menciptakan bus listrik. Bus listrik yang semuanya dibuat dan dikerjakan anak bangsa. Bahkan hampir semua komponen bus listrik adalah buatan Indonesia. Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Ahmad Gamal, menjelaskan sejarah singkat bus listrik buatan Universitas Indonesia (UI). Penjelasan tersebut disampaikan Ahmad Gamal dalam wawancara eksklusif dalam Podcast Yellow Jacket di Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, belum lama ini. ”Bus listrik itu perjalanannya sangat panjang. Bahkan dulunya dibuat tim dari Fakultas Tehnik, jauh sebelum saya menjadi direktur,” papar Ahmad Gamal. Menurutnya, kendaraan listrik dimulai saat ada kendaraan bernama ”Molina”. Molina adalah singkatan dari Mobil Listrik Nasional. Dari situlah ide pembuatan bus listrik dimulai. ”Jadi berawal dari projek yang kecil, seperti kendaraan yang kecil lalu dikonversikan dari ’ICE’ atau Internal Condition Engine menjadi kendaraan kecil. Jadi, konversi tersebut adalah dari ide teman-teman IFT, terutama Departemen Teknik Mesin yang ingin mengubah menjadi kendaraan listrik,” bebernya. Sejak saat itulah, Universitas Indonesia dilirik pemerintah. Bukan hanya dilirik semata, melainkan diberikan bantuan. Bantuan tersebut berupa investasi dana penelitian untuk menghasilkan kendaraan listrik. Bukan hanya Universitas Indonesia yang mendapatkan dana investasi, melainkan ada Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya (ITS). ”Jadi dana yang begitu besar dibagi untuk ketiga universitas dalam mengembangkan kendaraan listrik,” ujarnya. ”Kendaraan kecil dananya diberikan untuk ITB, kendaraan roda dua untuk ITS dan UI adalah untuk kendaraan listrik yang berat, termasuk bus listrik,” sambungnya. (tib/els/py)