Senin, 22 Desember 2025

Bus Listrik Buatan UI Jadi Kendaraan Utama di KTT G20

- Kamis, 17 November 2022 | 19:01 WIB
KEREN: Bus listrik buatan UI menjadi kendaraan utama di KTT G20 yang membawa delegasi negara.
KEREN: Bus listrik buatan UI menjadi kendaraan utama di KTT G20 yang membawa delegasi negara.

METROPOLITAN - Indo­nesia diberi kepercayaan sebagai tuan rumah penyel­enggaraan Konferensi Ting­kat Tinggi Group of Twenty atau KTT G20. KTT G20 ada­lah kelompok yang terdiri dari 19 negara dengan per­ekonomian besar di dunia. Selain itu, ditambah satu organisasi antarpemerintahan dan supranasional yaitu Uni Eropa. Dalam perhelatan G20 kali ini, Indonesia memilih Pulau Dewata untuk men­jadi lokasi penyelenggaraan yang dihadiri kepala negara maupun delegasi dari ang­gota G20. Namun ada kejutan yang diberikan Indonesia kepada semua anggota G20, yakni kendaraan listrik. Dari ken­daraan roda dua listrik, mo­bil listrik dan paling spesial adalah bus listrik. Bus listrik yang akan menjadi kendar­aan utama dalam KTT G20 di Bali ini sangat spesial. Pasalnya, Universitas Indo­nesia diberi mandat untuk menciptakan bus listrik. Bus listrik yang semuanya di­buat dan dikerjakan anak bangsa. Bahkan hampir semua komponen bus listrik adalah buatan Indonesia. Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas In­donesia, Ahmad Gamal, men­jelaskan sejarah singkat bus listrik buatan Universitas Indonesia (UI). Penjelasan tersebut disampaikan Ahmad Gamal dalam wawancara eksklusif dalam Podcast Yel­low Jacket di Direktorat Ino­vasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, belum lama ini. ”Bus listrik itu per­jalanannya sangat panjang. Bahkan dulunya dibuat tim dari Fakultas Tehnik, jauh sebelum saya menjadi direk­tur,” papar Ahmad Gamal. Menurutnya, kendaraan listrik dimulai saat ada ken­daraan bernama ”Molina”. Molina adalah singkatan dari Mobil Listrik Nasional. Dari situlah ide pembuatan bus listrik dimulai. ”Jadi berawal dari projek yang kecil, seperti kendaraan yang kecil lalu dikonversikan dari ’ICE’ atau Internal Con­dition Engine menjadi ken­daraan kecil. Jadi, konversi tersebut adalah dari ide te­man-teman IFT, terutama Departemen Teknik Mesin yang ingin mengubah men­jadi kendaraan listrik,” be­bernya. Sejak saat itulah, Universi­tas Indonesia dilirik pemerin­tah. Bukan hanya dilirik se­mata, melainkan diberikan bantuan. Bantuan tersebut berupa investasi dana pene­litian untuk menghasilkan kendaraan listrik. Bukan ha­nya Universitas Indonesia yang mendapatkan dana investasi, melainkan ada In­stitut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepu­luh November, Surabaya (ITS). ”Jadi dana yang begitu be­sar dibagi untuk ketiga uni­versitas dalam mengembang­kan kendaraan listrik,” ujar­nya. ”Kendaraan kecil dana­nya diberikan untuk ITB, kendaraan roda dua untuk ITS dan UI adalah untuk ken­daraan listrik yang berat, termasuk bus listrik,” sam­bungnya. (tib/els/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X