Kendati cenderung normal, PVMBG meminta warga jangan lengah karena erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air (steam explosion) yang dapat terjadi tiba-tiba, pasca terjadinya kenaikan gempa Tektonik Lokal beberapa hari lalu.
Baca Juga: Lewat Recycle Limbah Plastik, Universitas Indonesia Ajak Warga Bogor Tingkatkan Kualitas Ekonomi
"Di musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan," kata PVMBG dalam rilisnya.
Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat. Pertama, PVMBG meminta masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter dari kawah-kawah yang aktif di Gunung Salak (Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paeh), terutama di musim hujan, untuk menghindari terjadinya akumulasi gas yang berbahaya.
PVMBG mengimbau masyarakat agar terus waspada terhadap erupsi freatik yang datang secara tiba-tiba. PVMBG mencatat, Erupsi terakhir Gunung Salak terjadi tahun 1938 berupa erupsi freatik dari Kawah Cikuluwung Putri.
Sejak itu kegiatan terakhir hanya berupa bualan lumpur di Kawah Ratu dan Kawah Hirup serta tembusan solfatara dan fumarol di Kawah Ratu.
Gempa bumi di Sukabumi pada Kamis 15 Desember 2023 tersebut terasa hingga ke Ciomas, Kabupaten Bogor,
Salah satu warga Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, Haikal mengatakan, gempa bumi pagi ini terasa cukup besar, namun berlangsung tidak lama alias hanya beberapa detik saja.
"Nggak lama, cuma beberapa detik, tapi getarannya gede," kata dia.***