METROPOLITAN.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa musim hujan 2025/2026 akan datang lebih cepat dari biasanya dan disertai curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Untuk Jawa Barat, BMKG menetapkan tiga kluster peringatan, dan Kabupaten Sukabumi menjadi satu-satunya wilayah yang berstatus Awas potensi dilanda curah hujan tinggi.
Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman meminta seluruh warga meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
“Curah hujan tinggi terjadi hampir setiap hari. Kami minta semua pihak, mulai dari camat, kepala desa, hingga warga, untuk siaga dan memantau kondisi lingkungan masing-masing,” ujarnya, Senin, 10 November 2025.
Menurutnya, topografi Sukabumi yang didominasi perbukitan dan aliran sungai membuat daerah ini rawan terhadap banjir bandang dan tanah longsor.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi pun memperkuat koordinasi dengan BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, serta perangkat wilayah agar sistem peringatan dini dan penanganan cepat dapat berjalan optimal.
Ade juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga saluran air tetap lancar.
“Kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah dan masyarakat harus bahu-membahu mencegah terjadinya bencana,” ucap dia.
Selain memperkuat sistem pemantauan, Pemkab Sukabumi juga menyiagakan posko tanggap darurat di beberapa kecamatan rawan bencana seperti Cicurug, Nagrak, Cikidang, dan Kadudampit.
Posko tersebut berfungsi untuk memantau perkembangan kondisi cuaca, menerima laporan warga, serta menyalurkan bantuan cepat bila terjadi insiden di lapangan.
Upaya edukasi kebencanaan juga digencarkan melalui sekolah, perangkat desa, dan kelompok masyarakat.
Pemerintah daerah menilai, peningkatan literasi bencana penting agar warga memahami tanda-tanda alam serta langkah penyelamatan yang benar saat menghadapi situasi darurat.
Di sisi lain, BMKG mengimbau agar pemerintah daerah dan masyarakat memanfaatkan informasi prakiraan cuaca secara berkala untuk mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan.
Dengan langkah antisipatif dan sinergi lintas sektor, risiko bencana diharapkan dapat ditekan, sehingga masyarakat bisa menjalani musim hujan dengan aman dan terkendali. (um)