Senin, 22 Desember 2025

Tetap Waspada! Kabupaten Sukabumi jadi Satu-satunya Wilayah Masuk Status Awas Potensi Curah Hujan Tinggi di Jawa Barat

- Senin, 10 November 2025 | 13:55 WIB
Flyer status potensi wilayah dilanda curah hujan tinggi yang dikeluarkan BMKG.
Flyer status potensi wilayah dilanda curah hujan tinggi yang dikeluarkan BMKG.

METROPOLITAN.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa musim hujan 2025/2026 akan datang lebih cepat dari biasanya dan disertai curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia.

‎Untuk Jawa Barat, BMKG menetapkan tiga kluster peringatan, dan Kabupaten Sukabumi menjadi satu-satunya wilayah yang berstatus Awas potensi dilanda curah hujan tinggi.

‎Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman meminta seluruh warga meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

‎“Curah hujan tinggi terjadi hampir setiap hari. Kami minta semua pihak, mulai dari camat, kepala desa, hingga warga, untuk siaga dan memantau kondisi lingkungan masing-masing,” ujarnya, Senin, 10 November 2025.

‎Menurutnya, topografi Sukabumi yang didominasi perbukitan dan aliran sungai membuat daerah ini rawan terhadap banjir bandang dan tanah longsor.

‎Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi pun memperkuat koordinasi dengan BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, serta perangkat wilayah agar sistem peringatan dini dan penanganan cepat dapat berjalan optimal.

‎Ade juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga saluran air tetap lancar.

‎“Kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah dan masyarakat harus bahu-membahu mencegah terjadinya bencana,” ucap dia.

‎Selain memperkuat sistem pemantauan, Pemkab Sukabumi juga menyiagakan posko tanggap darurat di beberapa kecamatan rawan bencana seperti Cicurug, Nagrak, Cikidang, dan Kadudampit.

‎Posko tersebut berfungsi untuk memantau perkembangan kondisi cuaca, menerima laporan warga, serta menyalurkan bantuan cepat bila terjadi insiden di lapangan.

‎Upaya edukasi kebencanaan juga digencarkan melalui sekolah, perangkat desa, dan kelompok masyarakat.

‎Pemerintah daerah menilai, peningkatan literasi bencana penting agar warga memahami tanda-tanda alam serta langkah penyelamatan yang benar saat menghadapi situasi darurat.

‎Di sisi lain, BMKG mengimbau agar pemerintah daerah dan masyarakat memanfaatkan informasi prakiraan cuaca secara berkala untuk mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan.

‎Dengan langkah antisipatif dan sinergi lintas sektor, risiko bencana diharapkan dapat ditekan, sehingga masyarakat bisa menjalani musim hujan dengan aman dan terkendali. (um)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X