METROPOLITAN.ID – Banyak orang tua masih menganggap penyakit jantung bawaan hanya bisa dikenali dari tanda fisik seperti bibir atau kuku yang berwarna kebiruan.
Padahal anggapan tersebut dapat menyesatkan sehingga membuat deteksi dini terlambat dilakukan.
Dokter spesialis anak konsultan jantung anak RSUD Kota Bogor, dr. Liku Satriani, MSi.Med, Sp.A (K) menjelaskan melalui tayangan PodKes (Podcast Kesehatan) di kanal YouTube RSUD Kota Bogor, bahwa penyakit jantung bawaan memiliki dua kategori besar, yang menimbulkan kebiruan (sianotik) dan yang tidak (asianotik).
“Tidak semua penyakit jantung membuat anak tampak biru. Banyak anak terlihat sehat dan aktif, tetapi memiliki kelainan jantung bawaan,” ujarnya.
Baca Juga: Epy Kusnandar Sakit Apa Sebenarnya hingga Tutup Usia?
Secara global, penyakit jantung bawaan terjadi pada 8–10 dari 1.000 kelahiran hidup. Kondisi ini menjadi signifikan ketika dikaitkan dengan angka kelahiran bayi di Indonesia yang mencapai sekitar 600 ribu per tahun.
“Dalam setahun ada sekitar 600 ribu kelahiran. Artinya, sekitar 50 ribu bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan,” jelas dr. Liku.
Ciri Penyakit Jantung Bawaan yang Sering Tidak Disadari
Menurut dr. Liku, terdapat gejala lain yang justru lebih sering menjadi tanda utama namun kerap diabaikan, seperti:
- Anak mudah lelah
- Napas cepat atau tersengal
- Sering berkeringat saat menyusu
- Berat badan sulit naik atau stagnan
- Pertumbuhan terhambat (gagal tumbuh)
Gejala tersebut acap kali dianggap normal atau hanya masalah nutrisi, padahal bisa menunjukkan adanya kelainan jantung bawaan.
Baca Juga: Benarkah Luhut Binsar Pandjaitan Terlibat dengan Toba Pulp Lestari? Ini Klarifikasi Lengkapnya
Dari jumlah itu, 25 persen merupakan kasus jantung bawaan kritis yang membutuhkan penanganan dalam dua hari pertama kehidupan. Jika hanya mengandalkan tanda kebiruan, banyak kasus dapat terabaikan hingga terlambat ditangani.
Dahulu, berat badan tidak naik selama tiga bulan baru dianggap bermasalah. Kini, dokter menilai satu bulan tanpa kenaikan sesuai target sudah menjadi tanda yang perlu diwaspadai oleh orang tua dan tenaga kesehatan.
dr. Liku menekankan agar orang tua segera melakukan pemeriksaan apabila mendapati keluhan yang mencurigakan, meski terlihat ringan. Deteksi dini menjadi kunci keselamatan serta peningkatan kualitas hidup anak di masa depan.