“Grebeg gunungan hasil bumi ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Lumajang ke-770, sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang kita terima,” ujar Bupati Indah.
Selain grebeg gunungan, peringatan Hari Jadi Lumajang ke-770 juga diramaikan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya yang mengangkat nilai sejarah dan identitas daerah.
Salah satu yang menyita perhatian adalah drama kolosal Kerajaan Lamajang, yang menghidupkan kembali jejak kejayaan masa lalu Lumajang.
Baca Juga: VinFast Resmikan Pabrik Kendaraan Listrik di Subang, Perkuat Industri EV Indonesia
Pertunjukan ini membawa penonton menyelami sejarah daerah melalui adegan-adegan penuh makna.
Tak kalah memukau, tari Bedhaya tampil dengan gerak lembut dan anggun, sarat filosofi dan nilai budaya Jawa yang mendalam. Perpaduan seni, sejarah, dan tradisi tersebut menjadikan peringatan Harjalu 770 terasa lebih khidmat sekaligus meriah.
Rangkaian kegiatan Harjalu 770 menjadi penanda bahwa peringatan Hari Jadi Lumajang bukan semata-mata perayaan bertambahnya usia daerah, melainkan juga perayaan identitas, persatuan, dan rasa syukur kolektif masyarakat Lumajang.
Selama 770 tahun, Lumajang telah tumbuh, bertahan, dan berkembang bersama warganya. Tradisi grebeg gunungan pun menjadi simbol kuat bahwa kebersamaan dan rasa syukur tetap menjadi fondasi utama dalam perjalanan panjang Kabupaten Lumajang.