Hal serupa juga terjadi di beberapa wilayah di dunia yang menerima dakwah Islam dan khat Arab untuk penulisan manuskrip.
Di tempat yang sama, Direktur Lembaga Kaligrafi Alquran Didin Sirojuddin mengatakan, seni kaligrafi Arab memang sangat adaftif dengan dinamika masing-masing negara.
Baca Juga: Dibawa ke Ajang Kuliner Internasional, Ubi Cilembu Bakal Mendunia : Punya Rasa Unik dan Khas
Di Indonesia, seni kaligrafi masuk menjadi bagian yang dilombakan dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Cabang khattil Quran di MTQ itu bervariasi, mulai dari naskah, dekorasi, mushaf, hingga kaligrafi digital.
"Seni kaligrafi juga bisa diajarkan ke anak-anak dengan metode yang lebih cocok untuk mereka, seperti warna-warni," terang Didin Sirojuddin yang juga Pengasuh Pesantren Kaligrafi Lemka Sukabumi.
Baca Juga: Pasar Ikan Ciseeng Kini Lebih Rapi, Pedagang Berharap Ramai Pengunjung
Sementara itu, maestro kaligrafi asal Iran Kaveh Teymouri menceritakan, kaligrafi Arab mendapatkan apresiasi Tinggi di Iran.
Salah satu gaya yang populer adalah gaya Nasta'liq dengan huruf-huruf yang lentur.
Masyarakat Iran sangat menghargai kaligrafi Islam karena digunakan untuk menuliskan Alquran.
"Kaligrafi Islam juga menyambungkan semangat berkesenian dari berbagai wilayah dunia Islam, seperti pertemuan kita sekarang," pungkasnya.***