metropolitan-network

Harga Kebutuhan Pokok Naik, Inflasi Kota Sukabumi Tembus 0,35 Persen Pada Juni 2025

Kamis, 17 Juli 2025 | 23:30 WIB
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi Erni Agus Riyani. (Ist)


METROPOLITAN.ID - Kenaikan harga kebutuhan pokok kembali menjadi pemicu utama laju inflasi di Kota Sukabumi.

Pada Juni 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,35 persen secara month to month (M to M).

‎Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya harga pada sejumlah kelompok pengeluaran masyarakat, khususnya sektor pangan dan jasa lainnya.

‎Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat kenaikan tertinggi sebesar 0,96 persen.

Diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang naik 0,83 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran yang mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen.

‎Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi Erni Agus Riyani menjelaskan, inflasi year on year pada bulan Juni mencapai 3,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,72.

‎Sementara itu, inflasi year to date (Y to D) atau kumulatif sejak Januari hingga Juni 2025 berada pada angka 1,97 persen.

‎Inflasi tahunan tertinggi tercatat pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,99 persen dengan IHK mencapai 121,73.

‎"Satu-satunya kelompok yang mencatat deflasi adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun sebesar 0,47 persen dengan IHK 98,64," ujat Erni, Kamis, 17 Juli 2025.

‎Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi tahunan antara lain makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,32 persen, pakaian dan alas kaki 0,47 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,66 persen, serta perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,40 persen.

‎Kenaikan juga terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 3,22 persen, transportasi 1,14 persen, rekreasi dan budaya 3,97 persen, pendidikan 4,46 persen, serta restoran dan penyedia makanan sebesar 3,83 persen.

‎Dari sisi komoditas, sejumlah bahan pokok seperti beras, telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, minyak goreng, dan daging ayam ras, serta emas perhiasan, menjadi penyumbang utama inflasi m-to-m bulan Juni.

‎Lonjakan harga pada komoditas tersebut berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat dan menjadi perhatian serius pemerintah.

‎"Pemerintah Kota Sukabumi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat langkah pengendalian dengan memperkuat koordinasi lintas sektor," ungkapnya.

‎Sejumlah strategi dilakukan, di antaranya pemantauan harga secara berkala, analisis sumber tekanan inflasi, serta antisipasi terhadap potensi gangguan ekonomi yang dapat memengaruhi stabilitas harga dan keterjangkauan kebutuhan pokok masyarakat.

‎"Pemerintah daerah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli warga melalui kebijakan yang terukur, tepat sasaran, dan adaptif terhadap dinamika pasar serta perubahan situasi ekonomi nasional maupun global," pungkasnya. (UM)***

Tags

Terkini