metropolitan-network

Lahirnya Exploitasia, Harapan Baru Banteng Jawa dari Jantung Pangandaran

Selasa, 29 Juli 2025 | 11:02 WIB
Banteng Jawa dari Jantung Pangandaran. (Istimewa)

METROPOLITAN.ID - Langkah kecil bagi seekor banteng, lompatan besar bagi konservasi satwa Indonesia. Keberhasilan ini tak lepas dari kontribusi Taman Safari Indonesia yang menyumbangkan indukan unggulan dari tiga lokasi konservasinya.

Pukul 06.00 WIB, Minggu pagi yang tenang di Cagar Alam Pananjung Pangandaran berubah menjadi momen bersejarah. Seekor bayi banteng kecil, mengambil napas pertamanya di dunia, menandai babak baru dalam kisah konservasi Indonesia yang penuh perjuangan.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mengumumkan kabar gembira ini dengan penuh haru. Bayi banteng Jawa (Bos javanicus) yang terlahir di Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran pada 27 Juli 2025 ini bukan sekadar kelahiran biasa, ini adalah kelahiran pertama yang berhasil dikembangbiakkan di pusat reintroduksi yang diresmikan hanya 7 bulan lalu.

Dari Kepunahan Menuju Kebangkitan

Siapa sangka, kawasan yang pernah kehilangan jejak banteng Jawa pada 2023 kini menjadi saksi kelahiran harapan baru bernama Exploitasia. Bayi betina mungil ini bukan sekadar kelahiran biasa, ia adalah simbol kebangkitan spesies yang nyaris punah dari tanah Jawa.

Baca Juga: The Picture of Secret Nature, Taman Safari Bogor Jadi Tuan Rumah Roadshow IAPVC 2025

Induknya, Uchi, adalah salah satu dari empat "duta" banteng Jawa yang dipercaya memikul misi besar: mengembalikan kejayaan spesies langka ini ke habitat aslinya. Uchi datang dari Taman Safari Bogor, bergabung dengan Bindi dari Taman Safari Prigen, serta dua jantan Bejo dan Senta dari Taman Safari Gianyar Bali.

Keempat banteng dewasa ini dilepasliarkan secara simbolis oleh Menteri Kehutanan bersamaan dengan peresmian Pusat Reintroduksi Banteng Jawa Pangandaran pada 11 Desember 2024. Hanya dalam hitungan bulan, misi mereka membuahkan hasil yang membanggakan.

Rumah Baru untuk Sang Legenda

Di lahan seluas 5 hektar yang dijaga ketat oleh 9 petugas khusus, empat banteng dewasa ini menjalani kehidupan semi-alami. Mereka tidak hidup dalam kandang sempit, melainkan bebas berkelana di padang rumput yang luas, namun tetap dalam pengawasan medis dan nutrisi terbaik.

Program reintroduksi ini memiliki tujuan mulia: meningkatkan populasi banteng Jawa dengan keragaman genetik yang lebih baik. Keragaman ini diperoleh dari populasi terpisah di beberapa Taman Nasional di Jawa, menciptakan gene pool yang kuat untuk masa depan spesies.

Tim 9 petugas lapangan bekerja tanpa lelah memantau setiap aspek kehidupan banteng, mulai dari pemberian pakan, nutrisi tambahan, pengecekan kesehatan, pemantauan masa birahi, hingga pemeliharaan kondisi kandang dan padang gembala. Dedikasi mereka membuahkan hasil yang luar biasa.

Baca Juga: Hanya Tersisa 76 Ekor Badak Jawa di Dunia, Taman Safari Bogor Ambil Bagian dalam Persiapan Translokasi Bersejarah

Program ini bukanlah upaya solo. Kolaborasi megah antara Kementerian Kehutanan melalui BKSDA Jawa Barat, Taman Safari Indonesia yang didukung oleh PT. Star Energy Geothermal Darajat II Limited, Pemerintah Kabupaten Pangandaran, dan masyarakat lokal menciptakan ekosistem konservasi yang solid.

Exploitasia: Nama dengan Misi Besar

Halaman:

Tags

Terkini