metropolitan-network

Sosok Bupati Ipuk Fiestiandani, Pemimpin Perempuan yang Bawa Perubahan di Banyuwangi

Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:16 WIB
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. (Antara)


METROPOLITAN.ID - Nama Ipuk Fiestiandani kini kembali menjadi sorotan publik. Bupati Banyuwangi itu resmi melanjutkan kepemimpinannya untuk periode 2025–2030, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilkada yang diajukan oleh pasangan Ali Makki Zaini–Ali Ruchi.

Putusan MK itu memastikan bahwa Ipuk dan wakilnya, Mujiono, kembali memimpin Bumi Blambangan, wilayah ujung timur Pulau Jawa yang kini dikenal sebagai salah satu kabupaten dengan kinerja terbaik di Indonesia.

Namun, keberhasilan Ipuk bukan sekadar hasil dari proses politik. Ia dikenal publik sebagai sosok pemimpin perempuan yang bekerja dengan hati, membangun Banyuwangi dengan pendekatan yang humanis, kreatif, dan berpihak pada masyarakat desa.

Julukan “Sang Bunga Desa” melekat erat pada figur Ipuk Fiestiandani. Julukan ini lahir dari program unggulannya, Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), yang ia canangkan hanya beberapa hari setelah resmi dilantik pada awal 2021.

Baca Juga: Banyuwangi Canangkan 'Pesantren Aman' di Momen Hari Santri Nasional 2025

Lewat program ini, Ipuk rutin berkantor langsung di desa-desa untuk mendengarkan aspirasi warga, menyelesaikan persoalan masyarakat secara cepat, serta memastikan pelayanan publik berjalan efektif hingga ke pelosok.

Kehadirannya yang sederhana dan komunikatif membuat banyak warga merasa dekat dengannya. Tak sedikit masyarakat yang menyebut Ipuk sebagai “ibu bagi rakyat Banyuwangi”.

Sosok Ipuk Fiestiandani

Lahir di Magelang pada 10 September 1974, Ipuk menempuh pendidikan dasar di Jakarta, mulai dari TK Patra II, SD Negeri Cempaka Putih Barat II, SMP Negeri 216, hingga SMA Negeri 68 Jakarta.

Ia kemudian melanjutkan kuliah di IKIP Jakarta, lulus pada 1999, dan memperoleh gelar Magister Manajemen dan Kebijakan Publik dari Universitas Airlangga.

Tak hanya menimba ilmu di dalam negeri, Ipuk juga memperluas wawasan melalui berbagai pelatihan pelayanan publik di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.

Sebelum menjadi bupati, Ipuk telah lama aktif di berbagai kegiatan sosial dan organisasi perempuan di Banyuwangi. Ia pernah menjabat sebagai:

  • Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi,
  • Ketua Dekranasda,
  • Bunda PAUD,
  • Ketua Forikan,
  • serta Penasihat IWAPI dan GOW Banyuwangi.

Baca Juga: Banyuwangi Siap Bangun Kantor Imigrasi dan Bapas Baru, Akselerasi Pelayanan Publik

Berbagai peran ini membentuk karakter Ipuk sebagai pemimpin yang empatik, visioner, dan konsisten memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak.

Di bawah kepemimpinan Ipuk, Banyuwangi berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi tingkat nasional.

Halaman:

Tags

Terkini