METROPOLITAN.ID - Kasus dugaan pelecehan dan kekerasan di tempat kerja yang diduga dilakukan oleh Kepala Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatiasih berinisial MKP (29) terhadap seorang pegawai perempuan RDA (28) menuai perhatian serius dari anggota DPRD Kota Bekasi, Evi Mafriningsianti.
Evi menegaskan, kasus ini harus menjadi perhatian bersama karena menyangkut perlindungan hak-hak perempuan di dunia kerja, yang kerap menjadi korban pelecehan maupun kekerasan verbal.
“Tentu ini menjadi perhatian bersama. Apalagi terkait pelecehan terhadap perempuan perlindungan hak-hak pekerja perempuan itu juga harus dilindungi,” ujar Evi saat ditemui di gedung DPRD Kota Bekasi.
Menurut Evi, Kota Bekasi sebenarnya sudah memiliki payung hukum yang melindungi hak-hak pekerja perempuan melalui Peraturan Daerah (Perda), termasuk bagi mereka yang bekerja di sektor-sektor rentan.
Baca Juga: Viral! Pegawai SPPG Bekasi Diduga Jadi Korban Pelecehan oleh Atasan, Aksi Terekam CCTV
“Bahkan Perdanya juga sudah mengatur hak untuk para pekerja perempuan yang rentan itu. Di wilayah rentan pekerja itu kan perempuan,” jelas anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi tersebut.
Politisi perempuan itu juga berharap, penegak hukum bisa memproses laporan korban secara transparan dan adil, agar pelaku mendapat sanksi setimpal dan menjadi efek jera bagi siapa pun yang melakukan tindakan serupa.
“Mudah-mudahan diproses sesuai dengan ketentuannya. Biar juga menjadi efek jera untuk para pelaku,” tegasnya.
Sebelumnya, korban RDA (28) telah melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi Kota dengan dengan nomor laporan: LP/B/2625/X/2025/SPKT.Sat Reskrim/Restro Bks Kota/Polda Metro Jaya.
Lebih jauh dalam keterangannya, RDA mengaku mengalami dugaan pelecehan dan kekerasan verbal selama sembilan hari bekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) wilayah Jatiasih.
Ia menjelaskan bahwa terduga pelaku yang menjabat kepala SPPG sering memaki, dan menyentuh secara paksa, bahkan memepet dirinya ke dinding ruangan kerja.
“Setiap kali marah, dia selalu memaki. Tapi setelah minta maaf, dia malah memegang tangan saya dan memepet ke tembok. Saya sudah bilang tidak nyaman, tapi tetap dilakukan,” ujar RDA.