METROPOLITAN.ID - Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu, menyatakan keprihatinan mendalam terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang memperparah penanganan bencana banjir dan tanah longsor di wilayahnya.
Kondisi kelangkaan BBM ini membuat operasional alat berat hingga layanan darurat terganggu.
Gus Irawan menjelaskan bahwa pasokan BBM ke Tapanuli Selatan biasanya berasal dari Depo Sibolga. Namun, akses menuju Sibolga dan Tapanuli Tengah terputus akibat bencana.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Board Game Cafe di Jakarta untuk Nongkrong Seru Tanpa Bosan
“Saya sudah ingatkan sebelumnya karena saya tahu betul situasinya. Minyak ke sini itu dari Depo Sibolga. Sibolga dan Tapteng terisolasi,” ujarnya.
Ia mengungkapkan telah mengusulkan agar pengiriman BBM dialihkan melalui Dumai sejak beberapa hari lalu. Upaya tersebut kini mulai dijalankan.
Bupati juga memastikan bahwa Menteri ESDM, beserta jajaran PLN dan Pertamina, dijadwalkan turun langsung membahas situasi ini. “Pelayanan Pertamina masih pelayanan umum. Kita tahu alat-alat berat semua pakai biosolar,” jelasnya.
Keluhkan Birokrasi yang Menghambat
Gus Irawan mengaku kecewa dengan proses birokrasi Pertamina di Sibolga yang tetap mewajibkan penggunaan barcode untuk penyaluran BBM, meski wilayah tersebut dalam kondisi darurat.
“Saya diberitahu butuh barcode. Saya bilang, ini situasi darurat, tidak pakai barcode,” tegasnya.
Sebagai langkah resmi, ia telah mengirim surat yang menyatakan bahwa keadaan darurat dan gangguan jaringan komunikasi menjadi dasar pengecualian aturan tersebut, terutama demi mendukung penanganan bencana.