Setelah ditelusuri, rupanya rumah sopir tersebut terhubung langsung dengan kandang ternak.
"Itu sopir saya sering izin anaknya sakit. Saya cek ternyata rumahnya nyatu dengan kandang," katanya.
Baca Juga: Tidak Selalu Ditandai Bibir Biru, Ini Penjelasan Dokter RSUD Kota Bogor Soal Penyakit Jantung Bawaan
Mas Rio pun meminta para camat segera mencari solusi penataan dan melakukan mitigasi di wilayah masing-masing.
Pemisahan antara ruang tinggal dan kandang dinilainya sebagai kebutuhan mendesak.
"Pesan kepada camat, coba cari cara bagaimana rumah tinggal terpisah dengan kandang," ujarnya.
Baca Juga: Istri Pertama Epy Kusnandar Siapa? Punya Dua Anak Laki-Laki, Sosoknya Dicari Netizen
Ia juga menekankan, bahwa udara di rumah dapat ikut tercemar bila kandang berada terlalu dekat, terlebih bagi balita dan anak kecil.
"Apalagi bayi itu cepat, rentan, karena yang dihirup tidak sehat," tuturnya.
Selain isu kandang ternak, Mas Rio mengingatkan masyarakat agar meninggalkan kebiasaan lama seperti buang air besar dan mandi di sungai yang melintasi kawasan kota.
Baca Juga: Harga Mahal Kemenangan Real Madrid, Trent Alexander Arnold dan Camavinga Cedera
Ia mengakui bahwa praktik itu dulu masih lazim, termasuk di kampung halamannya di Dauhan, namun kini sudah tidak relevan dari sisi kesehatan.
"Sungai di depan rumah saya dulu dipakai mandi, cuci baju, bahkan wudhu. Tapi sekarang sudah tidak relevan terkait kesehatan," katanya.
Mas Rio berharap, penghargaan STBM bukan sekadar seremoni, melainkan menjadi momentum untuk mendorong perubahan nyata dalam perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat desa.***