"Beliau membelinya melalui sang putranya. Syukur alhamdulillah, karya saya bisa dikoleksi oleh Pak Wapres yang juga merupakan Ulama besar yang sangat saya hormati," kata Arifin.
Kerajinan karya Arifin juga telah mampu menembus pasar dunia. Pesanan datang dari berbagai negara karena terpikat keindahan dan keunikan kerajinan miniatur kapal nusantara. Pasar dunia yang berhasil ditembus diantaranya dari salah satu negara adidaya dunia, Tongkok. Pesanan juga datang dari negara tetangga, Malaysia dan salah satu negara di Eropa yakni Bulgaria.
Bahkan untuk Bulgaria, Duta Besar yang merupakan diplomat senior, yang langsung memesannya.
"Pak Duta Besar Bulgaria memesan langsung dengan menugaskan ajudannya datang ke Purwakarta untuk membeli karya saya," ujar Arifin.
Baca Juga: Opor Ayam Made In Jubaedah, Menu Rahasia Favorit Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Saat Lebaran
Selain para tokoh dan petinggi negeri ni, pesanan dalam jumlah besar datang dari berbagai perusahaan BUMN maupun perusahaan swasta, Pesanan juga datang dari sejumlah kota utama di Pulau Jawa. Sebagian besar kerajinan miniatur kapal nusantara yang dipesan adalah Kapal Pinisi, Bugis, Sulawesi Selatan dan Kapal Lancang Kuning, Riau.
"Pesanan yang datang dari perusahaan biasanya berbentuk merchandise. Salah satu pesanan terbanyak datang dari Bank Mandiri," kata Arifin.
Hasil Belajar Otodidak
Yang menarik, keterampilan Arifin dalam membuat miniatur kapal nusantara justru diperolehnya bukan melalui bangku sekolah, melainkan hasil belajar otodidak yang terus dikembangkan dan dilatihnya bertahun-tahun.
"Saya terus belajar sendiri. Terus melatih dan mengasah keterampilan. Saya pelajari gambar-gambar kapal dari buku, majalah, koran dan dan sumber-sumber lainnya. Setiap ada acara televisi yang menyiarkan tentang kapal-kapal nusantara, saya pelototi. Saya rekam dikepala saya, dan besoknya coba saya buat buat. Saya lakukan itu bertahun-tahun," kata Arifin.
Minat dan keinginan kuat Arifin membuat kerajinan kapal nusantara diawali 15 tahun lalu, atau sekitar tahun 2008. Diawali melalui mimpi melihat kapal-kapal tradisional yang berlalu lalang di Sungai Citarum pada masa lalu.
Baca Juga: Dukung Kebijakan Presiden Jokowi, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Kembangkan Pertanian Sorgum
Pada masa keemasan era kerajaan-kerajaan di tatar Sunda masa lalu, Sungai Citarum merupakan sungai utama jalur perdagangan. Banyak kapal tradisional berukuran besar dari berbagai kerajaan lain di nusantara melintasi sungai tersebut mengangkut barang dagangan.
"Dalam mimpi itu, saya melihat kapal-kapal nusantara yang demikian megah dan hebat. Mimpi itu terbawa terus dan mengusik saya untuk mencari informasi lebih banyak tentang kapal-kapal itu. Dari sana, memicu keinginan saya untuk mencoba membuatnya. Awalnya tidak mudah. Banyak gagalnya. Namun, saya tak mau menyerah. Saya terus belajar dan berlatih keras. hasilnya seperti sekarang ini," ungkap Arifin mengisahkan awal mula perjalananya sebagai pengrajin kapal miniatur nusantara.
Proses panjang dan kerja keras memang tidak akan mengkhianati hasil. Kini karya Arifin sudah banyak dipesan berbagai kalangan. Untuk pasar Indonesia, pesanan datang dari sejumlah kota besar.