• Memberikan opsi untuk melaporkan atau memblokir akun tersebut.
Meta menyebut teknologi ini menggunakan AI (Artificial Intelligence) yang mampu belajar dari pola pesan dan laporan pengguna untuk mendeteksi modus-modus baru yang terus bermunculan.
Meta menyoroti bahwa kelompok pengguna yang paling rentan terhadap modus penipuan digital adalah orang tua yang tidak terlalu familiar dengan teknologi.
Karena itu, perusahaan mengimbau agar keluarga ikut berperan aktif dalam memberikan edukasi keamanan digital.
Baca Juga: Respon Timur Kapadze Soal Latih Timnas Indonesia, Akui Antusiasme Suporter Bikin Terpesona
Beberapa langkah pencegahan yang disarankan WhatsApp antara lain:
• Jangan pernah membagikan kode OTP atau PIN ke siapa pun.
• Hindari mengklik tautan mencurigakan dari nomor tidak dikenal.
• Verifikasi nomor resmi customer service sebelum memberikan informasi pribadi.
• Gunakan fitur “Verifikasi Dua Langkah” (Two-Step Verification) di WhatsApp untuk menambah lapisan keamanan akun.
Meta belum mengumumkan tanggal pasti peluncuran global fitur ini. Namun, uji coba awal sudah dilakukan di beberapa negara sejak Oktober 2025.
Setelah tahap evaluasi selesai, fitur peringatan screen sharing dan deteksi pesan penipuan akan dirilis secara bertahap kepada seluruh pengguna WhatsApp dan Messenger di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Meta untuk menekan angka kejahatan siber dan memastikan platform mereka tetap menjadi tempat komunikasi yang aman dan terpercaya bagi semua kalangan.
Dengan hadirnya fitur keamanan baru ini, WhatsApp dan Messenger tidak hanya meningkatkan keamanan teknis, tetapi juga memberikan pendidikan digital bagi masyarakat, terutama bagi pengguna usia lanjut.