Kedua, pemilih tidak konsisten. Hasil survei ini menjukan pemilihan yang tidak konsisten, artinya berpotensi mengubah pilihannya sampai pada tahapan pemungutan suara sangat besar sampai diangka 44 persen.
“Sedangkan pemilih yang konsisten artinya tidak akan mengubah pilihannya hanya diangka 40 persen,” sambungnya.
Ketiga, swing vooters. Masyarakat yang masih belum menentukan pilihan juga masih tinggi, sampai di angka 8 persen.
Ia juga melihat tidak ada alasan khusus mengapa paslon Rena - Teddy berada di urutan buncit.
Selain karena memulai mengambil panggung dalam konteks Pilwalkot Bogor paling terakhir muncul ke permukaan, ia menduga masyarakat baru mengetahui sosok Teddy yang maju sebagai calon wakil wali kota Bogor setelah pendaftaran pasangan calon di KPU.
"Sedangkan pasangan calon yang lain seperti Sendi, Rayendra, Atang sudah kurang lebih satu tahun yang lalu memperkenalkan dirinya di tengah masyarakat bahwa dirinya akan mencalonkan di Pilkada. Apalagi bicara Dedie Rachim mungkin sejak lima tahun yang lalu menyampaikan niatnya di tengah masyarakat," pungkasnya.***