METROPOLITAN.ID - Pasangan calon walikota dan wakil walikota Bogor nomor urut 4, Rena Da Frina dan Teddy Risandi, menerima apresiasi dari Keluarga Besar Persatuan Islam (PERSIS) Kota Bogor.
Apresiasi itu diberikan atas komitmen Rena dan Teddy dalam memperjuangkan hak-hak keumatan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan guru ngaji serta pendidikan keislaman di Kota Bogor.
Ketua PD PERSIS Kota Bogor, H. Slamet Ibnu Hamzah, menyatakan, Rena dan Teddy memiliki visi dan misi yang sejalan dengan PERSIS, terutama dalam membangun fondasi agama di masyarakat melalui perhatian kepada para guru ngaji.
Ia menilai pasangan ini sebagai sosok yang memahami pentingnya pendidikan agama bagi pembentukan karakter generasi muda, sehingga PERSIS merasa tepat untuk memberikan apresiasi.
“Tim siyasah jamiyyah dari PERSIS akan memberikan rekomendasi dan pertimbangan dukungan calon kepala daerah baik tingkat provinsi, maupun kota dengan pertimbangan kesamaan ideologi, kesamaan visi-misi membangun Jawa Barat pada umumnya, dan Kota Bogor pada khususnya serta akomodatif terhadap program-program strategis jamiyyah Persatuan Islam," ungkap Ketua PD PERSIS Kota Bogor itu.
Rena Da Frina dalam beberapa kesempatan menegaskan, guru ngaji layak mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Baca Juga: Diduga Tidak Mendengar, Penjual Roti Bakar Tewas Tersambar Kereta Api di Kedung Badak Bogor
Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka, Rena dan Teddy berencana mengalokasikan anggaran khusus bagi kesejahteraan guru ngaji, sekaligus memperkuat fasilitas keagamaan di Kota Bogor.
Selain kesejahteraan guru, pasangan ini juga berkomitmen untuk mendukung pembangunan sarana keagamaan seperti masjid dan mushola sebagai langkah dalam mewujudkan lingkungan yang religius.
Pasangan Rena-Teddy juga mencantumkan program bantuan guru ngaji dalam daftar program 100 hari kerjanya, di mana guru ngaji rencananya akan mendapatkan insentif sebesar Rp400 ribu.
Baca Juga: 4 Nama Kiper Yang Menggagalkan Tendangan Penalti di Matchday Ketiga Liga Champions 2024-2025
Bahkan bukan hanya guru ngaji, petugas rumah ibadah setiap agama, baik Islam maupun non-Islam, juga ditargetkan mendapatkan insentif dengan nominal yang sama.