METROPOLITAN.ID - Dari sejumlah nama yang ditunjuk sebagai staf khusus Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Rudi Sutanto menjadi salah satu paling mencuri perhatian.
Meski namanya mungkin tidak terlalu dikenal oleh sebagian orang, identitasnya diduga sebagai buzzer di era pemerintahan Presiden Joko Widodo membuatnya menjadi sosok yang kontroversial.
Merespon hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid menegaskan bahwa ia tidak mengetahui apapun mengenai sosok Rudi Valinka yang saat ini tengah menjadi perbincangan publik.
Baca Juga: Pertunangan Salma Salsabil dan Dimansyah Laitupa Jadi Sorotan, Followers Fanbase Terjun Bebas!
"Saya enggak tahu ya. Rudi Sutanto yang saya kenal ya Rudi Sutanto. Jadi saya tidak mau berspekulasi, CV yang kami terima menyebut beliau sebagai seorang ahli strategi komunikasi yang juga akan mewarnai Kementerian ini, karena kementerian ini tidak hanya berfokus pada digital, tetapi juga pada bidang komunikasi," ujar Meutya dikutip pada Selasa, 14 Januari 2025.
Lantas siapakah sosok Rudi Sutanto yang ditunjuk sebagai staf khusus Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi)? Berikut informasinya.
Siapa Rudi Sutanto?
Rudi Sutanto diketahui populer dengan nama akun X (sebelumnya Twitter) @kurawa atau dengan nama lain, Rudi Valinka.
Baca Juga: Berapa Total Harta Raline Shah yang Kini Jadi Staf Khusus Kementerian Komdigi?
Nama "Rudi Valinka" adalah sebuah identitas yang dipakai dalam berbagai unggahannya di media sosial dan dikenal luas sebagai salah satu buzzer paling vokal mendukung pemerintahan Jokowi.
Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Rudi Valinka dikenal karena keterlibatannya dalam membentuk opini publik lewat media sosial dan berperan besar dalam mendukung agenda politik yang ada.
Namun, sosok Rudi Sutanto ini juga tidak lepas dari kontroversi. Ia seringkali terlibat dalam perseteruan dengan berbagai pihak, termasuk media massa.
Baca Juga: Kadin Kota Bogor Memanas! Anggota Protes, Mukota versi Caretaker Dinilai Cacat Hukum
Dikutip dari Suara.com, pada tahun 2020, Rudi menuduh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengucurkan dana kepada sejumlah media massa untuk tujuan pencitraan.